9 Ciri-Ciri dan Pengertian Manusia Purba Homo Floresiensis
Jun 6, 2020
Edit
Pengertian Homo floresiensis merupakan manusia purba berukuran kerdil yang hidup diantara 95.000 sampai 18.000 tahun yang lalu dan mendiami disebuah pulau terpencil di negara Indonesia. Nama lain homo floresiensis yaitu manusia flores yang dijuluki Hobbit yang diberikan oleh peniliti yang menemukan fosil dari genus Homo ini.
Karakteristik tubuh dan volume otak yang kecil yang didapat dan diteliti saat menemukan bentuk dari subfosil (sisa dari tubuh yang belum sepenuhnya membatu) ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores. Liang Bua banyak ditemukan fosil manusia purba, stegodon, biawak dan tikus yang berukuran cukup besar yang diperkirakan menjadi makanan mereka dahulu. Penemuan selain itu, juga ditemukan peralatan yang terbuat dari batu seperti; pisau, mata panah, beliung dan tulang yang telah terbakar.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Raden Pandji (Indonesia) dan Mike Morwood (Australia) melakukan penggalian dengan kedalaman 5 meter. Dalam penggalian tersebut ditemukan tulang belulang manusia yang ukuran relatif pendek/kerdil, disebut Homo Floresiensis. Temuan kerangka Manusia hobbit belum sepenuhnya mengeras dan membatu (bukan fosil) tetapi lembab dan bertekstur rapuh.
Penemuan tersebut bertempat di Liang Bua yang digunakan untuk pemakaman masal. Pengambilan dilakukan perekatan dan pengeringan pada saat pemindahan. Temuan kerangka mendekati utuh yang berjenis kelamin perempuan yang terdiri dari bagian tengkorak kepala, tulang badan serta tiga tungkai (tanpa lengan kiri) berusia kurang lebih 18000 tahun. Sedangkan individu lainnya 94000 dan 13000 dalam penanggalan usia yang didasarkan usia lapisan tanah sekitar temuan kerangka, bukan pendugaan dari tulangnya.
Ciri - ciri manusia purba Homo Floresiensis yaitu:
Berdasarkan ciri ciri diatas kapasitas cranical H. Floresiensis dibawah dari H. Erectus yang memiliki 1000cc dan Homo Sapiens yang memiliki 1400cc kapasitas cranicalnya.
Penemuan Kerangka Homo Floresiensis
Penemuan fosil homo floresiensis lainnya yang dilakukan penggalian di cekungan So'a di Flores tengah. Penemuan ini ditemukan spesimen rahang dan 6 buah gigi yang dimiliki oleh 3 individu yang berbeda (dua anak kecil dan satu dewasa).
Pada penelitian manusia hobbit flores merupakan cikal bakal homo sapiens nenek moyang manusia katai yang sampai saat ini masih menetap di Flores juga termasuk kelompok Austramelanosoid. Perbedaan pendapat mengenai penemuan susunan kerangka yang terdapat di Liang Bua yang menderita microcephali
atau memiliki tulang tengkorak yang berukuran kecil dari semua genus homo dan juga mempunyai otak yang relatif kecil.
Karakteristik tubuh dan volume otak yang kecil yang didapat dan diteliti saat menemukan bentuk dari subfosil (sisa dari tubuh yang belum sepenuhnya membatu) ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores. Liang Bua banyak ditemukan fosil manusia purba, stegodon, biawak dan tikus yang berukuran cukup besar yang diperkirakan menjadi makanan mereka dahulu. Penemuan selain itu, juga ditemukan peralatan yang terbuat dari batu seperti; pisau, mata panah, beliung dan tulang yang telah terbakar.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Raden Pandji (Indonesia) dan Mike Morwood (Australia) melakukan penggalian dengan kedalaman 5 meter. Dalam penggalian tersebut ditemukan tulang belulang manusia yang ukuran relatif pendek/kerdil, disebut Homo Floresiensis. Temuan kerangka Manusia hobbit belum sepenuhnya mengeras dan membatu (bukan fosil) tetapi lembab dan bertekstur rapuh.
Penemuan tersebut bertempat di Liang Bua yang digunakan untuk pemakaman masal. Pengambilan dilakukan perekatan dan pengeringan pada saat pemindahan. Temuan kerangka mendekati utuh yang berjenis kelamin perempuan yang terdiri dari bagian tengkorak kepala, tulang badan serta tiga tungkai (tanpa lengan kiri) berusia kurang lebih 18000 tahun. Sedangkan individu lainnya 94000 dan 13000 dalam penanggalan usia yang didasarkan usia lapisan tanah sekitar temuan kerangka, bukan pendugaan dari tulangnya.
Ciri - ciri manusia purba Homo Floresiensis yaitu:
- Ukuran tubuh kerdil
- Mempunyai tengkorak yang relatif panjang dan rendah
- Memiliki ukuran otak sangat kecil
- Volume otak 380 cc
- Mempunyai rahang yang menonjol
- Memiliki dahi yang sempit
- Memiliki berat badan 25 kg
- Tinggi badan sekitar 106 cm
- Memiliki rongga hidung yang kecil dan melebar
Berdasarkan ciri ciri diatas kapasitas cranical H. Floresiensis dibawah dari H. Erectus yang memiliki 1000cc dan Homo Sapiens yang memiliki 1400cc kapasitas cranicalnya.
Penemuan Kerangka Homo Floresiensis
Gambar diatas merupakan perbadingan tengkorak homo floresiensis dan manusia modern. Banyak yang menampik bahwa tulang tengkorak terebut bukan dari kelompok manusia. Namun, para peneliti berpendapat bahwa kerangka tersebut merupakan manusia purba yang ditemukan dalam penggalian di Liang Bua yang dahulunya terkena penyakit microcephali.kerangka homo floresiensis
Penemuan fosil homo floresiensis lainnya yang dilakukan penggalian di cekungan So'a di Flores tengah. Penemuan ini ditemukan spesimen rahang dan 6 buah gigi yang dimiliki oleh 3 individu yang berbeda (dua anak kecil dan satu dewasa).
Pada penelitian manusia hobbit flores merupakan cikal bakal homo sapiens nenek moyang manusia katai yang sampai saat ini masih menetap di Flores juga termasuk kelompok Austramelanosoid. Perbedaan pendapat mengenai penemuan susunan kerangka yang terdapat di Liang Bua yang menderita microcephali
atau memiliki tulang tengkorak yang berukuran kecil dari semua genus homo dan juga mempunyai otak yang relatif kecil.