19 Ciri-Ciri Arthropoda dan Klasifikasi

Filum Arthropoda adalah hewan invertebrata atau tidak mempunyai tulang belakang yang memiliki kerangka luar (exoskeleton) dan tubuh tersegmentasi atau beruas - ruas. Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu "arthros" artinya sendi dan "podos" artinya kaki. Karakteristik lain dari hewan ini adalah tubuh yang memiliki kerangka luar terbuat dari kitin, merupakan polisakarida tangguh terhadap air.

Berikut ciri-Ciri filum Arthropoda antara lain:
  1. Bentuk tubuh arthropoda simetris bilateral.
  2. Habitat hidup di darat, air dan udara.
  3. Mempunyai anggota tubuh yang bersendi.
  4. Tubuh tersegmentasi menjadi tiga bagian (kepala, thorax dan abdomen).
  5. Mempunyai rongga tubuh yang terisi darah disebut hemosel (haemocoel).
  6. Memiliki darah berwarna putih.
  7. Kerangka luar terbuat dari kitin.
  8. Memiliki mata majemuk.
  9. Memiliki sistem sirkulasi darah terbuka.
  10. Arthropoda berkembang biak dengan aseksual dan seksual.
  11. Arthropoda mempunyai kerangka terluar yang terbuat dari kitin yang memiliki struktur lunak.
  12. Alat pencernaan yang lengkap berupa mulut, kerongkongan, usus dan anus.
  13. Beberapa di antaranya adalah ektoparasit dan vektor penyakit.
  14. Tubuh adalah triploblastik.
  15. Memiliki sepasang mata majemuk dan antena.
  16. Penggerak terjadi oleh pelengkap yang disambungkan.
  17. Ekskresi terjadi melalui tubulus Malphigi (dalam bentuk terestrial) atau kelenjar hijau dan kelenjar coxal (dalam bentuk air).
  18. Mereka ovipar atau ovovivipar.
  19. Organ sensorik meliputi antena, rambut sensorik untuk disentuh dan chemoreceptor, mata sederhana dan majemuk, organ pendengaran (pada serangga) dan statocysts (dalam krustasea).

Arthropoda memiliki integumen (bagian kulit) yang terdiri atas lapisan epidermis dan kutikula. Pengertian kutikula adalah lapisan tipis yang strukturnya sangat kompleks dan terdiri dari epikutikula dan prokutikula. Berikut ini uraian mengenai struktur kutikula secara lengkap antara lain:
  • Epikutikula yaitu lapisan terluar integumen yang merupakan lapisan tipis dibagian luar yang tahan akan kelembaban dan berfungsi sebagai mencegah terjadinya dehidrasi dan bersifat hidrofobik.
  • Prokutikula yaitu lapisan tebal yang tersusun atas lapisan endokutikula dan lapisan eksokutikula. Endokutikula terdiri dari kitin dan protein yang memiliki struktur lunak. Eksokutikula terdiri atas kitin dan protein yang dikeraskan secara kimia.

Filum Arthropoda
Keluwing termasuk contoh hewan dari filum arthropoda

Klasifikasi Filum Arthropoda

Filum arthropoda merupakan filum terbesar yang mendiami bumi ini. Empat dari lima spesies hewan adalah bagian arthropoda dengan jumlah diatas satu juta spesies. Arthropoda dapat hidup diberbagai ekosistem di darat, air dan udara. Klasifikasi filum arthropoda dibagi menjadi 5 subfilum dan salah satunya telah punah. Adapun klasifikasi arthropoda antara lain; Trilobitomorpha, Chelicerata, Myriapoda, Hexapoda dan Crustacea.

Filum Arthropoda

Subfilum Trilobitomorpha

Anggota subfilum Trilobitomorpha disebut juga sebagai trilobita. Hewan ini hidup di zaman paleozoikum lebih tepatnya pada periode kambrium dan ordovisium. Kepunahan massal yang diakibatkan penurunan intensitas permukaan air laut mengakibatkan 60% invertebrata laut punah.
Ciri-Ciri dan karakteristik sub-filum Trilobitomorpha antara lain:
  1. Memiliki tubuh pipih dan berbentuk oval.
  2. Mempunyai mata majemuk.
  3. Panjangnya dapat mencapai 76 cm.
  4. Memiliki tiga lobus longitudinal.
  5. Hidup bebas dan banyak ditemukan di ekologi laut.
  6. Mempunyai duri tubuh dibagian samping.
  7. Mempunyai permukaan yang halus.

Contoh spesies dari filum trilobitomorpha atau tripobita antara lain:
  • Kainella meridionalis
  • Onychopyge cf. riojana
  • Ogygites collingwoodensis
  • Incaia bishopi
  • Triarthrus eatoni

Subfilum Chelicerata

Chelicerata dibagi menjadi 4 golongan yaitu Arachnida, Xiphosura, Pycnogonida dan Eurypterida. Organisme dari kelas ini terdapat berbagai hewan berbahaya dan merugikan bagi manusia. Terdapat pula Chelicerata mencakup sejumlah organisme yang telah punah seperti eurypterid.

Kelas Arachnida merupakan hewan invertebrata dan termasuk kedalam sub-filum Chelicerata. Istilah arachnida berasal dari bahasa Yunani "άράχνη atau arachne" adalah laba-laba. Contoh hewan yang termasuk kedalam arachnida yaitu laba-laba, kalajengking, tungau air (hydrachnidia) dan kutu.
Adapun ciri-ciri dan karakteristik Arachnida yaitu:
  1. Mempunyai tubuh yang terdiri dari perut dan sefalotorak.
  2. Sefalotorak terdiri atas dua karapas dorsal dan sternum ventral.
  3. Alat pernapasan berupa paru-paru buku.
  4. Jenis kelamin terpisah.
  5. Melakukan pembuahan secara internal.
  6. Mempunyai jantung dorsal untuk sistem sirkulasi terbuka.
  7. Memiliki 4 pasang kaki.

Kelas Xiphosura adalah organisme yang hidup dilaut dan hanya terdapat dua organisme yaitu kepiting tapal kuda dan kalajengking laut. Namun, kalajengking laut telah punah dan menyisakan kepiting tapal kuda. Organisme ini pertama kali muncul di Hirnantian (Late Ordovician). Saat ini, hanya ada empat spesies yang hidup dan termasuk dari anggota ordo Xiphosura, yang berisi dua subordo Xiphosurida dan Synziphosurina.
Adapun ciri-ciri dari kelas Xiphosura antara lain:
  1. Mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai tapal kuda.
  2. Hidup didasar laut.
  3. Memiliki lima pasang mata yang membentuk dua mata majemuk lateral.
  4. Memakan organisme yang lebih kecil seperri cacing dan ikan kecil.
  5. Memiliki dua bagian tubuh yaitu cephalothoraks dan perut.
  6. Bernafas dengan insang buku.

Kelas Pycnogonida dikenal dengan laba-laba laut yang terdiri dari 1000 spesies. Tetapi disebut juga laba-laba laut, namun Pycnogonida bukanlah laba-laba akan tetapi organisme yang menyerupai laba-laba.
Berikut ciri-ciri atau karakteristik mengenai Pycnogonida yaitu:
  1. Mempunyai bentuk kaki yang panjang dan perut kecil.
  2. Organisme ini juga dikenal sebagai pantopoda.
  3. Kaki panjang dan memiliki cakar.
  4. Mempunyai mulut berbentuk mirip dengan belalai yang berguna untuk menghisap cairan dari mangsanya.

Subfilum Myriapoda

Sub-filum Myriapoda adalah anggota hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan termasuk kedalam filum arthropoda. Myriapoda terdiri atas sekitar 13.000 spesies yang tersebar di empat kelas utama. Myriapoda terdiri atas beberapa kelas seperti Chilopoda, Diplopoda, Pauropoda dan Symphyla.

Kelas Chilopoda disebut juga kaki seratus yang merupakan anggota dari hewan tak bertulang belakang termasuk kedalam filum Arthropoda. Hewan ini tergolong hewan pemangsa, makanannya berupa serangga dan cacing.
Ciri-ciri kelas chilopoda antara lain:
Bentuk tubuhnya pipih.
  1. Jumlah segmen atau ruas dapat mencapai 177.
  2. Setiap segmen mempunyai sepasang kaki, kecuali pada satu segmen di belakang kepala dan dua segmen terakhir.
  3. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata.
  4. Masing-masing mata mengalami modifikasi menjadi cakar beracun.
  5. Hewan ini memiliki racun.
  6. Habitat ditempat yang lembab.

Dengan lebih dari 3.000 spesies Chilopoda, berikit beberapa contoh spesies hewan Chilopoda meliputi:
  • Lipan cokelat
  • Bothropolys xanti
  • Lithobius microps
  • Zygethobius ecologus
  • Strigamia bidens
  • Strigamia epileptica

Kelas Diplopoda disebut juga kaki seribu atau milipedes, yang termasuk kedalam hewan yang tidak bertulang belakang dari filum arthropoda. Pada umumnya kaki seribu memakan sisa tumbuhan telah membusuk, namun terdapat beberapa spesies yang tergolong karnivora. Mereka menelan bahan makanan yang ditemui, mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan kembali sisa-sisa yang tidak dapat dicerna.
Adapun ciri-ciri dan karakteristik dari kelas diplopoda antara lain:
  1. Dua pasang ganglia dan arteri jantung di masing-masing ruas.
  2. Mayoritas kaki seribu memiliki exoskeleton.
  3. Perlindungan diri dengan menggulungkan tubuh dan beberapa spesies mempunyai racun.
  4. Hidup di habitat lembab.
  5. Mempunyai kaki disetiap ruasnya.

Contoh kelas diplopoda atau spesies kaki seribu meliputi:
  • Kaki seribu hijau
  • Archispirostreptus gigas (Keluwing Besar)
  • Narceus americanus
  • Tachypodoiulus niger
  • Ommatoiulus sabulosus

Kelas Pauropoda adalah organisme kecil yang panjangnya berkisar antara 0,5-1,5 mm. Tubuh mereka pucat (keputihan atau coklat pucat) yang terlihat lebih lunak jika dan terdiri dari antara 8 dan 11 segmen.
Karakteristik dan ciri-ciri pauropoda antara lain:
  1. Hidup di tempat yang lembab seperti bawah batu, tanah dan kayu lapuk.
  2. Memakan akar kecil dan jamur.
  3. Memiliki kepala yang kurang berkembang yang memiliki antena bercabang dan kecil, bagian mulut yang lemah mengunyah (rahang dan gigi melengkung kecil).
  4. Mempunyai warna tubuh pucat.

Contoh dari kelas pauropoda antara lain:
  • Scolopendrellidae
  • Scutigerellidae
  • Symphyleila cubae Hilton

Kelas Symphyla juga dikenal dengan kelas symphylans, yaitu organisme darat yang mirip dengan kelabang. Tubuh dari hewan ini lebih kecil dan tidak memiliki bisa dan tidak mempunyai mata. Makanan dari organisme ini adalah vegetasi yang telah membusuk, tetapi dapat sangat membahayakan lingkungan pertanian dengan mengkonsumsi biji, akar, dan rambut akar di tanah budidaya.
Ciri-ciri mengenai anggota dari kelas symphyla antara lain:
  1. Memiliki sepasang antena dikepala yang berfungsi sebagai organ pengindera.
  2. Hidup di habitat tempat gelap dan lembab.
  3. Tidak memiliki pigmen warna tubuh.
  4. Mempunyai tubuh terlihat lunak.
  5. Panjang tubuh dapat mencapai 2 hingga 10 milimeter.

Subfilum Crustacea

Organisme paling banyak dikenal dari filum arthropoda. Crustacea atau Krustasea banyak ditemukan berbagai habitat mulai dari terestrial hingga lingkungan akuatik. Dengan demikian, mereka juga sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, kebiasaan dan siklus hidup di antara karakteristik lainnya. Contoh dari Krustasea antara lain udang, lobster, teritip udang karang dan kepiting.
Berikut ciri-ciri dan karakteristik dari krustasea antara lain:
  1. Memiliki tubuh yang terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks dan perut.
  2. Pada bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas.
  3. Mempunyai satu pasang capit dan empat pasang kaki.
  4. Bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya.
  5. Mempunyai sistem peredaran darah terbuka.

Kelas Crustacea / Krustasea dibagi menjadi dua subkelas, antara lain Entomostraca (udang-udangan kecil) dan Malacostrata (udang-udangan besar). Untuk karakteristik dari Entomostraca pada umum memiliki ukuran tubuh kecil seperti zooplankton yang banyak ditemukan di perairan laut atau air tawar.Golongan Entomostraca biasanya digunakan sebagai makanan ikan contohnya yaitu ordo Copepoda, Cladocera, Ostracoda dan Amphipoda. Sedangkan, Malacostrata habitat hidup di laut dan pantai. Yang termasuk ke dalam Malacostrata adalah ordo Decapoda dan Isopoda. Contoh: udang windu (Panaeus), udang galah (Macrobanchium rosenbergi), rajungan (Neptunus pelagicus) dan kepiting (Portunus sexdentalus).
Klasifikasi dari crustacea dibagi 6 kelas antara lain:

Kelas Branchiopoda dibagi menjadi tiga ordo utama yang meliputi: Anostraca, Notostraca dan Diplostraca. Branchiopoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam sub-filum Crustacea dari filum Arthropoda. Contoh hewan dari kelas branchiopoda yaitu Daphnia sp. dan Artemia sp.
Ciri-ciri dari kelas branchiopoda antara lain:
  1. Kepala dan perut menyatu.
  2. Memiliki mata majemuk.
  3. Dapat bereproduksi melalui partenogenesis.
  4. Sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem pencernaan dan ekskresi berkembang dengan baik.

Kelas Remipedia mempunyai tubuh dibagi menjadi dua bagian yang mencakup cephalon dan batang yang panjang dan bersegmen.
Adapun ciri-ciri dari Remipedia antara lain:
  1. Mempunyai sepasang antena.
  2. Pada umumnya panjang hewan ini berukuran 0,3 sampai 1,8 inci.
  3. Tubuh terdiri dari 10 hingga 32 segmen atau ruas.
  4. Hewan hermafrodit.

Kelas Cephalocarida termasuk dalam kelompok memiliki kepala dan rongga dada dan perut yang tersegmentasi. Cephalocarida disebut juga dengan udang tapal kuda yang ditemukan oleh Howard L. Sanders pada tahun 1955.
Berikut beberapa karakteristik dari kelas Cephalocarida yaitu:
  1. Memiliki tubuh memanjang dengan panjang sampai 2 hingga 4 mm (0,079-0,157 inci).
  2. Memiliki kepala besar dan pada ujung belakang menutupi segmen toraks pertama.
  3. Tidak mempunyai mata.
  4. Mempunyai sepasang antena yang berada depan mulut.
  5. Maksila tidak berkembang.
  6. Habitat di laut dan bersifat hemafrodit.

Kelas Macillopoda belum dapat dipahami secara baik karena beragamnya organisme yang mencakup copepoda dan teritip. Beberapa karakteristik menunjukkan bahwa organisme ini memiliki ukuran kecil dan tubuh pendek (terlepas dari teritip) dan penggunaan kaki mereka untuk menyaring makanan.

Kelas Ostracoda merupakan kelas dari anggota hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan termasuk kedalam filum arthropoda. Pada umumnya hewan ini berkuran sekitar ±1mm. Dalam bergerak hewan ini menggunakan antena sebagai alat untuk bergerak, contoh aboilia sp.

Kelas Malacostraca terdiri dari lebih dari 30.000 lebih spesies yang hidup di lingkungan laut, air tawar, dan darat. Hewan ini memiliki exoskeleton keras dengan tubuh yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu thorax, perut, dan cephalon (dengan kepala dan thorax yang menyatu menjadi cephalothorax).

Subfilum Hexapoda

Hexapoda merupakan salah satu kelompok paling beragam yang terdiri dari sekitar 700.000 spesies. Hewan ini adalah terestrial (tempat tinggal tanah) sementara beberapa dan berbagai bentuk larva dapat ditemukan di lingkungan air tawar.
Pengertian hexapoda berasal dari bahasa yunani yang artinya enam kaki. Umumnya kelas ini tergolong serangga (insecta) yang merupakan hewan terbanyak dari arthropoda.
Berikut ciri-ciri fisik utama dari sub-filum hexapoda meliputi:
  1. Memiliki tiga bagian tubuh (kepala, dada, dan perut).
  2. Tiga pasang kaki bersendi melekat pada dada.
  3. Mempunyai mata majemuk.

Sistem Organ

Filum arthropoda pada dasarnya mempunyai struktur yang beruas-ruas atau bersegmen. Klasifikasi diatas merupakan kumpulan dari karakteriatik dari berbagai kelas dari filum arthropoda. Ciri khas yang paling utama yaitu memiliki tubuh yang bersegmen atau beruas-ruas. Arthropoda mempunyai garis keturunan dari hewan yang memiliki selom, rongga selaput antara usus dan dinding tubuh yang mengakomodasi organ-organ internal. Hewan berbuku-buku ini adalah filum terbesar di dunia.

Berikut uraian mengenai sistem organ arthropoda:

  • Sistem Respirasi, Arthropoda memiliki beragam sistem pernapasan. Misalnya, sistem respirasi dibedakan menjadi dua golongan. Golongan yang hidup di air dan darat. Perbedaan keduanya disebabkan oleh tempat habitat hidupnya. Golongan yang hidup di air pada umumnya bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas menggunakan paru-paru buku. Organ pernapasan adalah saluran-saluran udara disebut juga trakea.
  • Sistem Peredaran Darah, arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka yang memiliki jantung dan pembuluh darah pendek. Peredaran darah pada arthropoda sangat sederhana dimana jantung memompa darah langsung keseluruh tubuh. Sistem peredaran darah terbuka tidak menggunakan pembuluh darah pada saat berlangsung sirkulasi darah arthropoda dan aliran darah berlangsung lambat.
    Peredaran darah pada filum arthropoda berfungsi membawa cairan keseluruh tubuh baik berupa darah ataupun hemolimfa. Sistem sirkulasi darah dari jantung berupa tabung berotot mengalir ke pembuluh darah selanjutnya hemolimfa mengalir ke dalam rongga tubuh (hemocoel). Hemolimfa adalah cairan yang berisi sel darah atau hemosit.
  • Sistem Saraf, arthropoda merupakam hewan yang tidak bertulang belakang dan hewan yang berbuku-buku. Sistem saraf pada arthropoda terdiri dari ganglion pada tiap ruasnya. Umumnya, ganglion terdapat hanya satu disetiap segmen atau ruas. Organ sensoris arthropoda terletak pada antena.
    Antena arthropoda berfungsi untuk indra peraba dan penciuman serta feromon atau semacam zat kimia yang dikeluarkan oleh antena untuk menarik lawan jenisnya. Proses ini direspon ke otak dalam bentuk informasi sensoris arthropoda.
  • Sistem Reproduksi, sebagian Arthropoda bereproduksi secara seksual, namun terdapat hewan yang hermafrodit dan melakukan partenogenesis (tanpa pembuahan pejantan).
  • Sistem Ekskresi, terdapat organ eksresi pada arthropoda adalah kelenjar hijau disebut juga dengan tubula malpighi. Kelenjar ini merupakan tempat dikeluarkannya sisa metabolisme tubuh. Dua jenis sistem ekskresi pada arthropoda yaitu arthropoda air dan darat. Masing-masing memiliki perbedaan, karena dipengaruhi oleh habitat hidupnya. Arthropoda air mengeluarkan sisa metabolisme berupa ammonia beracun sehingga perlu untuk diencerkan dengan media air. Sedangkan Arthropoda darat menggunakan sistem ekskresi yang berbeda, yaitu hasil sisi metabolisme berupa asam uric (asam urat) yang bisa dieksresikan sebagai materi kering.

Peranan Arthropoda

Arthropoda memiliki peran penting dalam mengendalikan ekosistem di bumi. Peran arthropoda dalam kehidupan manusia sangat beragam, ada yang menguntungkan ada pula merugikan.
Berikut peranan arthropoda dalam kehidupan yang menguntungkan; sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi, sebagai bahan obat tradisional, bagi tumbuhan berperan penting dalam penyerbukan dan pengendali hama.
Peranan arthropoda dalam kehidupan yang merugikan; penyebar penyakit dan hama bagi tanaman.
hfzo ilmu itu bisa dipahami harus dengan berbagai cara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel