Alat Serpih (Flakes) Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsi
Jul 27, 2020
Edit
Pengertian Flakes atau disebut juga alat serpih adalah peralatan batu berasal dari zaman prasejarah yang berbentuk lempengan dibuat dengan cara diserpih. Potongan dari batu yang direduksi menghasilkan alat ini. Batu yang tepat telah dipilih dengan menghantamkan alat lain (batu atau tanduk) untuk memperoleh sudut tajam.
Perkembangan alat serpih ditemukan dengan kapak perimbas dan alat genggem lainnya pada kala pleistosen. Alat serpih (flakes tool) termasuk kedalam kelompok alat yang digunakan pada zaman palaeolitikum atau zaman batu tua. Peninggalan alat serpih ditemukan pada tingkatan batuan pleistosen.
Penemuan alat serpih atau flakes tersebar di Indonesia banyak ditemukan dimasing-masing daerah diantaranya;
Penemuan alat serpih kebudayaan Ngandong oleh Ter Haar pada tahun 1931 pada saat melakukan pemetaan di daerah ini. Penemu alat serpih lainnya di indonesia ditemukam oleh G.H.R von Koenigswald di Situs Sangiran tahun 1934. Situs Sangiran merupakan situs manusia purba dari masa pleistosen yang terlengkap di Indonesia. Alat serpih merupakan alat genggam dari Zaman Batu, dibentuk dengan menyerpihkan menjadi partikel kecil dengan menghilangkan serpihan besar untuk membentuk flakes. Manusia prasejarah menggunakan material batuan seperti kalsedon, batu gamping (tuff kersikan), kuarsa, obsidian dan berbagai batuan vulkanik lainnya.
Flakes dan alat tangan lainnya, berasal dari batuan utuh, semua batu yang dipukul dengan tekanan tertentu didekat tepian batu akan melepaskan sebuah serpihan. Flakes (alat serpih) juga didapat berbagai penyebab alami seperti tekanan gelombang di air, tekanan di bumi, akan tetapi yang diproduksi secara sengaja oleh manusia menunjukkan karakteristik yang pasti.
Macam-macam atau jenis alat-alat serpih atau flakes yaitu
Menurut arkeologi, alat serpih merupakan alat batu yang telah digunakan pada zaman batu yang berbentuk lempengan tajam. Alat serpih ini banyak digunakan oleh orang-orang selama zaman prasejarah dibandingkan dengan alat lain karena alat ini dalam pembuatannya lebih mudah, bisa dibuat sangat tajam dan mudah diperbaiki.
Flakes (alat serpih) dibuat dengan menyerpihkan partikel-partikel kecil dari batu sebagai alat itu sendiri. Batu mampu pecah ketika dipukul di dekat tepi, karena faktor kekuatan dipermukaan batu. Dalam pembuatan alat serpih yaitu dengan melalui melakukan hantaman ke batu dan menggunakan reduksi litik.
Reduksi litik adalah menghilangkan serpihan batu dari batu yang lebih besar untuk mencapai bentuk dan ukuran alat yang diinginkan. Terdapat beberapa langkah atau cara reduksi untuk membuat alat serpih;
Pembuatan alat batu tertua di Indonesia menggunakan cara membenturkan masing-masing batu. Pada umumnya alat yang terbuat dari batu pada zaman praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu alat serpih dan batu inti. Perbedaan ini didasarkan dari batu yang akan digunakan, alat serpih dibuat dari pecahan batu dari sisa batu yang telah dilakukan penyerpihan dan memiliki ukuran kecil dan tipis. Sedangkan batu inti berukuran lebih besar, akan tetapi dari ukuran tersebut dipergunakan untuk mendapatkan serpihan yang lebih besar.
Tradisi alat serpih dibuat untuk membantu kehidupan manusia praaksara. Kebudayaan alat serpih memang ada dan dibuat secara sengaja, jika dilihat dari aspek bentuk dan struktur alat batu yang jelas. Selama awal pembentukan flakes (alat serpih) masih memiliki bentuk yang kasar hingga bentuk yang halus pada zaman berikutnya.
Demikian artikel tentang Alat Serpih (Flakes) Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsinya. Semoga dari blog ini menambah wawasanmu.
Perkembangan alat serpih ditemukan dengan kapak perimbas dan alat genggem lainnya pada kala pleistosen. Alat serpih (flakes tool) termasuk kedalam kelompok alat yang digunakan pada zaman palaeolitikum atau zaman batu tua. Peninggalan alat serpih ditemukan pada tingkatan batuan pleistosen.
Penemuan alat serpih atau flakes tersebar di Indonesia banyak ditemukan dimasing-masing daerah diantaranya;
- Punung dan Ngandong (Jawa Timur)
- Sangiran, Pacitan dan Gombong (Jawa Tengah)
- Toalian (Sulawesi)
- Mengeruda (Flores)
- Lahat (Sumatra Selatan)
Penemuan alat serpih kebudayaan Ngandong oleh Ter Haar pada tahun 1931 pada saat melakukan pemetaan di daerah ini. Penemu alat serpih lainnya di indonesia ditemukam oleh G.H.R von Koenigswald di Situs Sangiran tahun 1934. Situs Sangiran merupakan situs manusia purba dari masa pleistosen yang terlengkap di Indonesia. Alat serpih merupakan alat genggam dari Zaman Batu, dibentuk dengan menyerpihkan menjadi partikel kecil dengan menghilangkan serpihan besar untuk membentuk flakes. Manusia prasejarah menggunakan material batuan seperti kalsedon, batu gamping (tuff kersikan), kuarsa, obsidian dan berbagai batuan vulkanik lainnya.
Flakes dan alat tangan lainnya, berasal dari batuan utuh, semua batu yang dipukul dengan tekanan tertentu didekat tepian batu akan melepaskan sebuah serpihan. Flakes (alat serpih) juga didapat berbagai penyebab alami seperti tekanan gelombang di air, tekanan di bumi, akan tetapi yang diproduksi secara sengaja oleh manusia menunjukkan karakteristik yang pasti.
- Ciri-Ciri alat serpih (flakes) antara lain;
- Memiliki bentuk lempengan dengan bagian sisi mata tajam.
- Berukuran kecil dan tipis
- Terbuat dari bahan batu seperti kalsedon, batu gamping (tuff kersikan), kuarsa, obsidian dan berbagai batuan vulkanik lainnya.
- Peninggalan dari kebudayaan yang digunakan zaman paleolitikum atau pada lapisan pleistosen.
- Memiliki ujung yang menerima pukulan atau tekanan disebut sebagai ujung serpihan proksimal.
- Fungsi flakes (alat serpih) yaitu;
- Mengiris.
- Menajamkan.
- Menghaluskan.
- Memotong.
- Menguliti hewan buruan.
Macam-macam atau jenis alat-alat serpih atau flakes yaitu
- Alat serpih non-Masif,
Alat serpih non-Masih adalah alat dari batu yang berukuran kecil dan tipis.
Berikut ini jenis-jenis alat tersebut antara lain;
- Bilah (blade).
- Serut (scraper).
- Serpih besar.
- Serpih (flakes).
- Serut kayu.
- Alat serpih Masif,
Alat serpih Masif adalah alat dari batu yang berukuran besar. - Kapak Penetak (chopping tool).
- Proto Kapak Genggam.
- Kapak perimbas (chopper).
- Bola Batu.
- Limbah dari pembuatan batu yang tidak terpakai berupa serpihan dan batu inti.
Cara Pembuatan Alat Serpih pada Zaman Prasejarah
Menurut arkeologi, alat serpih merupakan alat batu yang telah digunakan pada zaman batu yang berbentuk lempengan tajam. Alat serpih ini banyak digunakan oleh orang-orang selama zaman prasejarah dibandingkan dengan alat lain karena alat ini dalam pembuatannya lebih mudah, bisa dibuat sangat tajam dan mudah diperbaiki.
Flakes (alat serpih) dibuat dengan menyerpihkan partikel-partikel kecil dari batu sebagai alat itu sendiri. Batu mampu pecah ketika dipukul di dekat tepi, karena faktor kekuatan dipermukaan batu. Dalam pembuatan alat serpih yaitu dengan melalui melakukan hantaman ke batu dan menggunakan reduksi litik.
Reduksi litik adalah menghilangkan serpihan batu dari batu yang lebih besar untuk mencapai bentuk dan ukuran alat yang diinginkan. Terdapat beberapa langkah atau cara reduksi untuk membuat alat serpih;
- Penyerpihan Paron adalah cara tertua dalam pembuatan alat batu yang sederhana, yaitu dengan cara menghantamkan batu yang akan dibuat ke pelandas batu (paron). Kelemahan dengan cara ini adalah kecilnya kendali pecahan batu dengan bentuk yang diinginkan.
- Penyerpihan Langsung adalah dengan cara memukulkan batu menggunakan alat pemukul. Cara ini cenderung masih berbentuk kasar dengan faset-faset cenderung melebar.
- Peyerpihan tidak Langsung adalah bahan batu tidak kontak langsung dengan pemukul, melainkan melalui perantara dengan menggunakan tulang berujung runcing. Cara ini merupakan teknik yang lebih mudah menentukan bentuk yang diinginkan. Hasilnya, bentuk dari cekungan pada lempengan batu lebih teratur.
- Penyerpihan Tekan adalah teknik penyerpihan paling terkendali untuk memelepaskan cekungan atau serpihan pada batu inti tidak lagi dipukul, melainkan di tekan atau digores dengan menggunakan alat yang keras dan runcing.
Pembuatan alat batu tertua di Indonesia menggunakan cara membenturkan masing-masing batu. Pada umumnya alat yang terbuat dari batu pada zaman praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu alat serpih dan batu inti. Perbedaan ini didasarkan dari batu yang akan digunakan, alat serpih dibuat dari pecahan batu dari sisa batu yang telah dilakukan penyerpihan dan memiliki ukuran kecil dan tipis. Sedangkan batu inti berukuran lebih besar, akan tetapi dari ukuran tersebut dipergunakan untuk mendapatkan serpihan yang lebih besar.
Tradisi alat serpih dibuat untuk membantu kehidupan manusia praaksara. Kebudayaan alat serpih memang ada dan dibuat secara sengaja, jika dilihat dari aspek bentuk dan struktur alat batu yang jelas. Selama awal pembentukan flakes (alat serpih) masih memiliki bentuk yang kasar hingga bentuk yang halus pada zaman berikutnya.
Demikian artikel tentang Alat Serpih (Flakes) Pengertian, Ciri-Ciri dan Fungsinya. Semoga dari blog ini menambah wawasanmu.