Kebudayaan Sa Huynh
Sejarah perkembangan kebudayaan sa huynh berasal dari negara Vietnam pada 1000 SM sampai dengan 200 M. Kebudayaan dan tradisi sa huynh dibawa oleh orang cham (rumpun austronesia). Penemuan arkeologi peninggalan kebudayaan sa huynh ditemukan dari Delta Mekong sampai Quang Binh di kawasan Vietnam tengah. Peninggalan paling menonjol yaitu tentang pemakaman orang telah meninggal dengan cara mengkremasi orang tersebut kedalam wadah seperti tempayan kubur yang tertutup rapat.
Pengertian
Pengertian secara etimologis tembikar dalam tradisi Sa Huynh – Kalanay adalah Benda yang terbuat dari tanah liat dibakar suhu tinggi yang memiliki daya serap sedang dan tinggi dan tidak tembus sinar atau cahaya, benda peninggalan ini dibuat dan diwariskan secara turun temurun oleh Sa Huynh (Vietnam) dan Kalanay (Filipina) yang umumnya digunakan untuk keperluan penguburan. Adapun contohnya adalah tempayan kubur, periuk dan mangkuk dengan kaki kecil.
Dari uraian diatas gerabah tradisi atau kebudayaan tersebut telah diwariskan secara turun temurun oleh kelompok masyarakat yang telah tersebar luas ke kawasan di Asia Tenggara sehingga memunculkan kesamaan ciri-ciri atau karakteristik tembikar yang sejenis disebut dengan tembikar kebudayaan Sa Huynh Kalanay.
Awal kemunculan kebudayaan Sa huynh dan Kalanay berkembang di dua wilayah yang berbeda di Asia Tenggara yaitu desa Longthanh atau Thanhcu (Vietnam Selatan) dan kebudayaan Kalanay muncul di pulau Masbate, Filipina. Kebudayan ini paling terkenal adalah tempayan kubur.
Ciri-ciri kebudayaan Sa Huynh:- Kebudayaan pembuatan tempayan kubur untuk orang yang telah meninggal.
- Awal kebudayaan Sa Huynh berasal dari negara Vietnam.
- Kebudayaan yang terjadi pada zaman logam.
Peninggalan Kebudayaan Sa Huynh
Tradisi sa huynh merupakan kebudayaan dari penduduk asli Indo-Malaysia di Vietnam Selatan yang berbahasa Austronesia. Kebudayaan gerabah tembikar Sa Huynh terdapat beberapa tipe, antara lain: tempayan berdasar bulat, belanga bulat tanpa kaki-kaki, mangkuk berkarinasi dan tanpa kaki dasar. Berdasarkan golongan warnanya, termikar Sa Huynh dibagi menjadi dua kelompok yaitu; tembikar slip hitam kecokelatan dan slip merah.
Tembikar slip warna hitam kecokelatan merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, jenis ini mempunyai bentuk lebih halus dan tipis dibandingkan dengan slip merah.
Teknik-teknik hias dalam pembuatan untuk mempercantik tembikar Sa Huynh yaitu dengan teknik gores, teknik tekan dan teknik lukis. Pada umumnya pola hiasan yang dihasilkan adalah bermotif segitiga, persegi panjang, chevron atau segitiga terbuka, meander dan garis-garis.
Teknik hias gores menggunkan peralatan tajam dengan ujung bermata tunggal. Teknik hias tekan menggunakan peralatan dengan ujung yang bundar. Sedangkan, teknik hias lukis dengan mengkombinasikan dengan teknik gores dengan pewarnaan.
Peninggalan kebudayaan ini adalah tembikar atau gerabah dan artefak-artefak lainnya yang terbuat dari besi, berbeda halnya dengan kebudayaan dong-son yang peninggalan terbuat dari logam perunggu.
Adapun peninggalan dari kebudayaan Sa Huynh antara lain:- Tempayan Kubur
- Kapak
- Pedang
- Ujung tombak
- Pisau
- Sabit
- Perhiasan
- Gelas
- Wadah belanga
- Mangkuk dengan kaki berbentuk cincin melingkar
- Artefak besi
Kebudayaan Kalanay
Penemuan peninggalan Kalanay ditemukan di situs Gua Batungan di Pulau Masbate negara Filipina. Penggalian pertama kali pada tahun 1951 oleh Solheim. Bagopantao dan Kalanay adalah tipe tembikar yang mempunyai kemiripan dengan tembikar tipe Sa Huynh.
Pada tahun 1957 penemuan tembikar tipe Kalanay meluas hingga ke wilayah lainnya, meliputi daerah pesisir pantai pada sebelah tenggara Pulau Luzon, Marinduque dan Bantangas selatan Manila. Peninggalan tembikar tipe Kalanay diperkirakan telah muncul pada periode Neolitikum Akhir sampai masuknya keramik China pada Dinasti Sung.
Bentuk motif hias tembikar tipe Kalanay terdiri dari berbagai macam motif, meliputi; pilin bersulur, empat persegi panjang, meander, motif segitiga dan motif setengah lingkaran.
Pada tembikar tipe ini memiliki pinggiran dengan menggunakan teknik potong (modelling). Pembuatan tembikar memiliki kualitas yang lebih baik dengan menggunakan meja putar. Setiap wilayah tembikar tipe Kalanay mempunyai keberagaman bentuk motif hias.
Peninggalan kebudayaan tembikar tipe Kalanay meliputi;- Tempayan
- Periuk
- Cawan
- Kendi
- Buyung
Tempayan adalah benda yang paling banyak ditemukan dengan bermacam-macam bentuk tempayan seperti tempayan yang memiliki leher lebar sampai kecil dengan tepian yang melengkung ataupun lurus, dan tempayang dengan kaki melingkar.
Persebaran Kebudayaan Sa Huynh – Kalanay di Indonesia
Persebaran kebudayaan sa huynh-kalanay berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Kebudayaan ini dibawa oleh para pelaut ulung dari petutur Austronesia. Hal ini menjadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah seorang pelaut. Budaya Austronesia dapat dijumpai di kawasan Indonesia bagian timur. Persebaran masuknya kebudayaan ini di Indonesia bukan disebabkan oleh perdagangan, akan tetapi akibat dari adanya migrasi dan perkawinan antara Austronesia (Malayo Polinesia) dengan penduduk setempat.
Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian wilayahnya terdiri dari perairan. Letak yang strategis diantara dua benua dan dua samudera, menempatkan kepulauan Indonesia masuk kedalam rute pelayaran rumpun bangsa Austronesia. Awal masuknya rumpun ini dari wilayah pesisir dan menyebar ke pedalaman.
Penemuan peninggalan kebudayaan Sa Huynh – Kalanay di Indonesia ditemukan di berbagai situs antara lain; Birang Atas, Gua Babi, Anyer, Buni, Gunung Wingko, Plawangan, Gilimanuk, Melolo, Lewoleba dan kawasan Kalumpang – Sulawesi Barat.