Ciri-Ciri dan Fungsi Struktur Sosial
Mar 19, 2020
Edit
Struktur sosial memiliki fungsi penting dalam kehidupan individu dan kelompok sebagai bagian dari masyarakat. Selain itu, Struktur sosial memiliki ciri-ciri tertentu.
Setiap masyarakat memiliki struktur sosialnya masing-masing dengan ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan masyarakat Iainnya. Struktur sosial berfungsi sebagai identitas yang bersifat unik/khas yang hanya ditemukan dalam masyarakat pendukungnya.
Contoh Fungsi Identitas yaitu; masyarakat suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal (kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu), masyarakat Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal (sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah), sedangkan masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral (sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah dan ibu).
Fungsi kontrol struktur sosial adaIah sebagai pengendali (kontrol) terhadap perilaku individu dan kelompok yang berada dalam struktur tersebut. Hal ini penting untuk membentuk disiplin sosial dan mempertahankan keteraturan sosial.
Contoh fungsi kontrol sosial struktur sosial, misalnya struktur sosial masyarakat suku Batak yang melarang perkawinan antara pria dan wanita semarga. Dalam hal ini, struktur sosial masyarakat Suku Batak mencegah terjadinya perkawinan semarga. Sesama warga Batak yang memiliki marga yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara.
Fungsi pembelajaran struktur sosial adaIah sebagai sarana pembelajaran (penanaman nilai dan norma) kepada setiap individu dan kelompok di dalam struktur tersebut. Banyak hal yang dapat dipelajari dari struktur sosial, misalnya sikap, kebiasaan, kepercayaan, kedisiplinan, dan sebagainya.
Contoh fungsi pembelajaran struktur sosial, misalnya anak usia sekolah diajarkan nilai ekonomi melalui kegiatan menabung.
Adapun ciri-ciri struktur sosial antara lain;
Berikut uraian mengenai ciri-ciri struktur sosial:
Muncul dalam Masyarakat
Struktur sosial dibentuk oleh manusia, dalam hal ini individu dengan masyarakat. Jika individu tidak bersosialisasi (bermasyarakat) dengan individu Iain berdasarkan status dan perannya, maka tidak akan terbentuk masyarakat dan struktur sosialnya. Banyak individu yang memiliki Iebih dari satu status dan peran sosial, misalnya sebagai suami, ayah, guru (sebagai profesi), dan tokoh masyarakat (misalnya sebagai ketua RW). Perbedaan status dan peran sosial menentukan hak dan kewajiban pemilik status sosial individu yang bersangkutan.
Contohnya hak dan kewajiban yang dimiliki polisi berbeda dengan hak dan kewajiban yang dimiliki guru. Hak dan kewajiban pilot berbeda dengan pedagang.
Bersifat Abstrak
Bersifat abstrak, artinya tidak dapat diindrai (tidak dapat dilihat, diraba, dan didengar) karena tidak berwujud benda. Struktur sosial merupakan bentuk hierarki status dan peran sosial dari yang terbawah hingga tertinggi sebagai saluran pengatur dan sarana memenuhi kebutuhan masyarakat. Struktur sosial memang tidak dapat diindrai, namun dapat disosialisasikan, dipahami dan dijalankan setiap anggota masyarakat.
Terkait dengan Kebudayaan
Struktur sosial dibentuk oleh kelompok dan masyarakat. Dari struktur masyarakat yang semakin kompleks muncul dan berkembang kebudayaan. Terbentuknya struktur sosial dalam kaitannya dengan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
Memiliki Dimensi Vertikal dan Horizontal
Struktur sosial merupakan struktur yang bersifat berlapis (hierarkis), baik secara vertikal maupun horizontal. Struktur sosial vertikal adalah struktur sosial yang terbentuk secara hierarkis dari status sosial terbawah hingga teratas yang tidak dapat dipisahkan sehingga menjadi satu sistem, contohnya kelurahan terdiri dari kepala desa, carik, bayan, RW, hingga RT.
Sedangkan struktur sosial horizontal adalah struktur sosial yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang memiliki kedudukan yang relatif setara, contohnya kelompok suku, penganut agama, gender, ras, dan sebagainya.
Selalu Berubah dan Berkembang
Struktur sosial terdiri dari berbagai individu dan kelompok yang senantiasa berubah dan berkembang. Potensi perubahan tersebut membuat struktur sosial senantiasa berubah mengikuti perubahan kehidupan manusia dan perubahan zaman, contohnya pada zaman penjajahan (kolonial), struktur sosial masyarakat Indonesia mengalami perubahan di mana kaum kolonial menduduki posisi teratas dalam struktur sosial kolonial.
Fungsi Struktur Sosial
Berikut (tiga) fungsi utama struktur sosial.- Fungsi Identitas
Setiap masyarakat memiliki struktur sosialnya masing-masing dengan ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan masyarakat Iainnya. Struktur sosial berfungsi sebagai identitas yang bersifat unik/khas yang hanya ditemukan dalam masyarakat pendukungnya.
Contoh Fungsi Identitas yaitu; masyarakat suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal (kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu), masyarakat Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal (sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah), sedangkan masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral (sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah dan ibu).
- Fungsi Kontrol
Fungsi kontrol struktur sosial adaIah sebagai pengendali (kontrol) terhadap perilaku individu dan kelompok yang berada dalam struktur tersebut. Hal ini penting untuk membentuk disiplin sosial dan mempertahankan keteraturan sosial.
Contoh fungsi kontrol sosial struktur sosial, misalnya struktur sosial masyarakat suku Batak yang melarang perkawinan antara pria dan wanita semarga. Dalam hal ini, struktur sosial masyarakat Suku Batak mencegah terjadinya perkawinan semarga. Sesama warga Batak yang memiliki marga yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara.
- Fungsi Pembelaiaran
Fungsi pembelajaran struktur sosial adaIah sebagai sarana pembelajaran (penanaman nilai dan norma) kepada setiap individu dan kelompok di dalam struktur tersebut. Banyak hal yang dapat dipelajari dari struktur sosial, misalnya sikap, kebiasaan, kepercayaan, kedisiplinan, dan sebagainya.
Contoh fungsi pembelajaran struktur sosial, misalnya anak usia sekolah diajarkan nilai ekonomi melalui kegiatan menabung.
Ciri-ciri Struktur Sosial
Adapun ciri-ciri struktur sosial antara lain;
- Muncul dalam Masyarakat
- Bersifat Abstrak
- Terkait dengan Kebudayaan
- Memiliki Dimensi Vertikal dan Horizontal
- Selalu Berubah dan Berkembang
Berikut uraian mengenai ciri-ciri struktur sosial:
Muncul dalam Masyarakat
Struktur sosial dibentuk oleh manusia, dalam hal ini individu dengan masyarakat. Jika individu tidak bersosialisasi (bermasyarakat) dengan individu Iain berdasarkan status dan perannya, maka tidak akan terbentuk masyarakat dan struktur sosialnya. Banyak individu yang memiliki Iebih dari satu status dan peran sosial, misalnya sebagai suami, ayah, guru (sebagai profesi), dan tokoh masyarakat (misalnya sebagai ketua RW). Perbedaan status dan peran sosial menentukan hak dan kewajiban pemilik status sosial individu yang bersangkutan.
Contohnya hak dan kewajiban yang dimiliki polisi berbeda dengan hak dan kewajiban yang dimiliki guru. Hak dan kewajiban pilot berbeda dengan pedagang.
Bersifat Abstrak
Bersifat abstrak, artinya tidak dapat diindrai (tidak dapat dilihat, diraba, dan didengar) karena tidak berwujud benda. Struktur sosial merupakan bentuk hierarki status dan peran sosial dari yang terbawah hingga tertinggi sebagai saluran pengatur dan sarana memenuhi kebutuhan masyarakat. Struktur sosial memang tidak dapat diindrai, namun dapat disosialisasikan, dipahami dan dijalankan setiap anggota masyarakat.
Terkait dengan Kebudayaan
Struktur sosial dibentuk oleh kelompok dan masyarakat. Dari struktur masyarakat yang semakin kompleks muncul dan berkembang kebudayaan. Terbentuknya struktur sosial dalam kaitannya dengan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
- Kondisi Geografis
Kondisi geografis menentukan corak kebudayaan dan struktur sosial masyarakat pendukungnya. Hal ini karena kondisi geografis menentukan pandangan hidup, cara hidup, pembagian kerja, praktik sosial, dan hubungan masyarakat penghuninya dengan alam. Kondisi geografis di daerah dataran rendah akan mendorong muncul dan berkembangnya kebudayaan dan struktur sosial bercorak agraris. Kondisi geografis di daerah pantai akan mendorong muncul dan berkembangnya kebudayaan dan struktur sosial bercorak maritim. - Sistem Perekonomian
Kondisi geografis menenentukan corak kebudayaan dan struktur masyarakat penghuninya kebudayaan yang muncul di daerah perkotaan akan mendorong terbentuknya struktur sosial berdasarkan budaya modern, misalnya pemilik modal, investor, buruh, dan sebagainya. - Aktivitas Pembangunan
Aktivitas pembangunan, khususnya modernisasi mendorong terjadinya perubahan nilai budaya dan struktur sosial. Pembangunan membuat masyarakat mengenal nilai dan norma baru, sehingga pandangan, kemampuan, dan tujuan hidup masyarakat mengalami perubahan, misalnya dengan adanya pembangunan ekonomi mendorong munculnya kelas sosial baru. Hal tersebut pada akhirnya membuat perilaku sosial masyarakat berubah, sehingga mempengaruhi struktur sosial masyarakat pendukungnya.
Memiliki Dimensi Vertikal dan Horizontal
Struktur sosial merupakan struktur yang bersifat berlapis (hierarkis), baik secara vertikal maupun horizontal. Struktur sosial vertikal adalah struktur sosial yang terbentuk secara hierarkis dari status sosial terbawah hingga teratas yang tidak dapat dipisahkan sehingga menjadi satu sistem, contohnya kelurahan terdiri dari kepala desa, carik, bayan, RW, hingga RT.
Sedangkan struktur sosial horizontal adalah struktur sosial yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang memiliki kedudukan yang relatif setara, contohnya kelompok suku, penganut agama, gender, ras, dan sebagainya.
Selalu Berubah dan Berkembang
Struktur sosial terdiri dari berbagai individu dan kelompok yang senantiasa berubah dan berkembang. Potensi perubahan tersebut membuat struktur sosial senantiasa berubah mengikuti perubahan kehidupan manusia dan perubahan zaman, contohnya pada zaman penjajahan (kolonial), struktur sosial masyarakat Indonesia mengalami perubahan di mana kaum kolonial menduduki posisi teratas dalam struktur sosial kolonial.