17 Bentuk dan Contoh Konflik Sosial

Pengertian istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu configere yang artinya saling memukul. Dalam kehidupan sosial masyarakat, pertentangan antarindividu maupun antarkelompok merupakan fenomena yang jamak terjadi. Konflik merupakan gejala yang diakibatkan dari interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut, individu maupun kelompok memiliki kepentingan, karakter, latar belakang, serta nilai dan norma yang berbeda satu sama Iain. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak selalu dapat disikapi dan dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan konflik.

Pengertian Konflik Sosial


Konflik Sosial
contoh gambar ilustrasi dari konflik sosial yaitu tawuran
Secara sosiologis, konflik merupakan proses sosial antara dua pihak antara individu maupun kelompok atau lebih yang berusaha saling berkompetisi dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Hampir tidak adanya masyarakat yang tidak pernah mengalami konflik. Konflik terjadi dari tingkat keluarga hingga negara. Berikut pengertian konflik menurut para ahli;

  • Lewis A. Coser
    Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status atau kekuasaan dengan tujuan menetralkan, mencederai, dan melenyapkan lawan.
  • Basil Bernstein
    Konflik adalah pertentangan yang tidak dapat dicegah dan memiliki potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
  • John P. Gillin dan John L. Gillin
    Konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena perbedaan fisik, emosi, budaya, dan perilaku yang bersifat disosiatif.
  • Soerjono Soekanto
    Konflik adalah proses sosial dengan cara saling bertentangan dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuan masing-masing dan disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri konflik, antara lain.

Ciri-Ciri konflik sosial:
  • Merupakan bentuk pertentangan.
  • Melibatkan dua pihak atau lebih secara antagonis.
  • Disebabkan adanya perbedaan dalam hal tertentu.
  • Terkadang disertai ancaman dan kekerasan.
  • Terkait dengan pencapaian tujuan tertentu.

Menurut James A. Stoner dan John Freeman, konflik dapat dilihat dengan 2 (dua) sudut pandang, sebagai berikut.

  • Pandangan Tradisional
    Menurut pandangan tradisional, konflik dapat dan perlu dihindari karena berpotensi mengancam stabilitas dan harmoni struktur sosial. Lebih Ianjut dikatakan bahwa konflik disebabkan oleh kegagalan pengelolaan struktur dan organisasi sosial.
  • Pandangan Modern
    Menurut pandangan modern, konflik tidak dapat dihindari. Konflik disebabkan adanya perbedaan nilai, tujuan, persepsi, dan sebagainya. Dengan adanya konflik, akan mendorong manusia melakukan evaluasi dan Inovasi untuk mengatasinya.

Menurut Stephen P. Robbin, konflik dapat dilihat dengan 3 (tiga) sudut pandang, sebagai berikut.

  • Pandangan Tradisional
    Menurut pandangan tradisional, konflik merupakan fenomena negatif, merugIkan dan harus dihindari. Konflik merupakan bentuk disfungsi organisasi akibat buruknya komunikasi, kurangnya kepercayaan, dan kurangnya kejujuran. Menurut pandangan tradisional, konflik disamakan dengan kekerasan, perusakan, dan irasionalitas.
  • Pandangan Relasi Manusia
    Menurut pandangan relasi (hubungan) manusia, konflik merupakan fenomena yang wajar, tidak dapat dihindari dan merupakan konsekuensi dari adanya perbedaan. Oleh karena itu, konflik harus dimaknai dan dikelola secara positif dan konstruktif.
  • Pandangan lnteraksionis
    Menurut pandangan interaksionis, konflik merupakan fenomena positif yang perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan. Tanpa adanya konflik, kehidupan menjadi statis tidak inspiratif dan tidak aspiratif Dengan adanya konflik, akan mendorong sikap kritis, kreatif dan adaptif.

Menurut Bernard Mayers, konflik dapat dilihat dengan 2 (dua) sudut pandang, sebagai berikut.

  • Pandangan Tradisional
    Menurut pandangan tradisional, konflik merupakan fenomena yang bersifat destruktif sehingga perlu dihindari. Konflik dimaknai sebagai penyebab disintegrasi organisasi. Menurut pandangan tradisional, konflik diidentikan dengan kemarahan, agresivitas dan sikap kasar.
  • Pandangan Kontemporer
    Menurut pandangan kontemporer, konflik merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia dan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Menurut pandangan kontemporer, yang menjadi persoalan bukan bagaimana meredam konflik, tetapi bagaimana menanganinya secara tepat.

lndikator Konflik Sosial


Terjadinya konflik sosial dapat ditandai dengan beberapa indikator berikut.

  • Adanya Pertentangan
    Konflik terjadi karena adanya pertentangan antar pihak, baik pertentangan nilai, kepercayaan, kepentingan, ataupun budaya. Pertentangan terjadi karena kegagalan dalam menyikapi dan mengelola perbedaan.
  • Adanya Agresi
    Pertentangan yang tidak dapat dihindari pada akhirnya mendorong pihak-pihak yang terlibat pertentangan melakukan agresi atau serangan. Agresi dilakukan untuk mewujudkan kepentingan dengan cara melukai atau melukai pihak lain yang dianggap sebagai penghalang.
  • Tejadi Konfrontasi
    Konfrontasi adalah situasi di mana pihak-pihak yang terlibat konflik saling berhadap-hadapan langsung. Adanya agresi, membuat pihak yang mendapat agresi beraksi dan melakukan agresi balasan Hal tersebut akhirnya mendorong terjadinya konfrontasi. Kontrontasi dapat terjadi secara fisik maupun nonfisik serta secara langsung maupun tidak langsung.
  • Timbulnya Korban
    Konfrontasi akan membawa korban, baik secara psikis, fisik, maupun material. Besarnya korban ditentukan besar kecilnya skala dan intensitas konflik.

Bentuk-Bentuk dan Contoh Konflik Sosial


Konflik memiliki beragam bentuk dilihat dari berbagai sudut pandang. Konflik juga perlu dikendalikan sebab tanpa pengendalian, dampak konflik sosial cenderung berdampak negatif.

Bentuk-bentuk dan contoh konflik sosial cecara umum, konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat digolongkan dalam bentuk-bentuk berikut.

Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, konflik terbagi menjadi 2 (dua) bagian, antara lain:

  1. Konflik Destruktif
    Konfiik destruktif adalah konflik yang bersifat merusak karena bersifat disharmonis dan disintegratif. Konflik ini umumnya menimbulkan konifrontasi, sehingga mengakibatkan kehancuran dan korban jiwa.

    Contoh Konflik Destruktif yaitu; tawuran, penjajahan, Perang Dunia l, Perang Dunia ll dan sebagainya.
  2. Konflik Konstruktif
    Konflik konstruktif adalah konflik yang bersifat membangun karena menghasilkan manfaat positif melalui proses dialektis (mengombinasikan perbedaan).

    Contoh Konflik Konstruktif yaitu; musyawarah untuk mencapai mufakat yang diwarnai degan perbedaan pendapat.

Berdasarkan Posisi Pelakunya
Berdasarkan posisi pelakunya, konflik terbagi menjadi 3 (tiga), sebagai berikut.

  1. Konflik Vertikal
    Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antar lapisan masyarakat dan bersifat hierarkis.

    Contohnya Konflik Vertikal yaitu; antara atasan dengan bawahan dalam organisasi, konflik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan sebagainya.
  2. Konflik Horizontal
    Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antar golongan masyarakat yang memiliki kedudukan setara.

    Contoh Konflik Horizontal yaitu; tawuran antar pelajar, bentrokan antar karyawan dan sebagainya.
  3. Konflik Diagonal
    Konflik diagonal adalah konflik yang terjadi antargolongan masyarakat karena ketidakadilan alokasi sumber daya dalam masyarakat.

    Contoh Konflik Diagonal yaitu; konflik antara perusahaan dengan masyarakat setempat karena perebutan lahan.

Berdasarkan Bidangnya
Berdasarkan bidangnya, konflik terbagi menjadi 6 (enam), sebagai berikut.

  1. Konflik Politik
    Konflik politik adalah konflik yang disebabkan adanya penentangan kepentingan politik (kekuasaan).

    Contoh Konflik Politik yaitu; penjajahan, Perang Dunia i, Perang Dunia II, kudeta, gerakan separatisme, konflik tapal batas negara antara Indonesia dengan Malaysia dan sebagainya.
  2. Konflik Sosial
    Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan adanya pertentangan kepentingan sosial.

    Contoh Konflik Sosial yaitu; tawuran antarwarga, tawuran antarpelajar, bentrokan antarsuporter dan konflik antara Amerika Serikat dengan Meksiko karena masalah imigran dan sebagainya.
  3. Konflik Ekonomi
    Konflik ekonomi adalah konflik yang disebabkan adanya pertentangan kepentingan ekonomi.

    Contoh Konflik Ekonomi yaitu; konflik antara perusahaan dengan warga setempat karena perebutan Iahan, konflik antara pengusaha dengan buruh dan sebagainya.
  4. Konflik Ideologi
    Konflik ideologi adalah konflik yang disebabkan adanya penentangan ideologi.

    Contoh Konflik Ideologi yaitu; Perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, konflik antara Iran dengan Israel, konflik antara Korea Selatan dengan Korea Utara dan sebagainya.
  5. Konflik Budaya
    Konflik budaya adalah konflik yang disebabkan adanya penentangan nilai nilal budaya.

    Contoh Konflik Budaya yaitu; bentrokan antarsuku, konflik antara India dengan Pakistan dan sebagainya.
  6. Konflik Sejarah
    Konflik sejarah adalah konflik yang disebabkan adanya konflik di masa Ialu yang hingga kini belum terselesaikan sehingga menimbulkan dendam dan konfrontasi.

    Contoh Konflik Sejarah yaitu; konflik antara Tiongkok dengan Jepang, konflik antara Turki dengan Yunani, dan sebagainya.

Berdasarkan Pelakunya
Berdasarkan pelakunya, konflik terbagi menjadl 6 (enam), sebagai berikut.

  1. Konflik Antarindividu
    Konflik antarindividu adalah konflik yang terjadi antarindividu (konflik perorangan).

    Contoh Konflik Antar lndividu yaitu; konflik antara suami dengan istri, konflik antara kakak dengan adik dan sebagainya.
  2. Konflik Antarkelompok
    Konflik antarkelompok adalah konflik yang terjadi antara kelompok satu.

    Contoh Konflik Antarkelompok yaitu; bentrokan antarsuporter, tawuran pelajar, bentrokan antardemonstran, dan sebagainya.
  3. Konflik Antarorganisasi
    Konflik antarorganisasi adalah konfiik yang terjadi antarorganisasi atau antarlembaga.

    Contoh Konflik Antarorganisasi yaitu; konflik antara instansi perusahaan karena sengketa kewenangan, perang antara negara dengan negara, konflik antara organisasi masyarakat dan sebagainya.
  4. Konflik antara Individu dengan Kelompok
    Konflik antara individu dengan kelompok adalah konflik yang terjadi antara individu dengan sebuah kelompok.

    Contoh Konflik antara Individu dengan Kelompok yaitu; bentrokan antara pengendara dengan geng motor, penangkapan pencuri oleh warga, dan sebagainya.
  5. Konflik antara individu dengan Organisasi
    Konflik antara individu dengan organisasi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan organisasi.

    Contoh Konflik antara individu dengan Organisasi yaitu; konflik antara oknum pejabat dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), perdebatan antara pengendara dengan polisi, dan sebagainya.
  6. Konflik antara Kelompok dengan Organisasi
    Konflik antara kelompok dengan organisasi adalah konflik yang terjadi antara kelompok dengan organisasi.

    Contoh Konflik antara Kelompok dengan Organisasi yaitu; konflik antara negara dengan organisasi separatisme, perang antara negara-negara NATO dengan organisasi ISIS, konflik antara Meksiko dengan kartel narkoba dan sebagainya.

Contoh dan Pengendalian Konflik Sosial


Konflik sosial merupakan fenomena yang berdampak dan berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Kualitas dan kuantitas konflik menentukan dampak dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Oleh karena itu. setiap konflik perlu dikendalikan, terlebih bila konflik bersifat destruktif. Pengendalian konflik dapat bertujuan untuk menghentikan, mengurangi, atau mengarahkan konflik.
Adapun cara pengendalian konflik antara lain;

  1. Stalemate
    Stalemate adalah suatu kondisi di mana konfiik berhenti pada keadaan tertentu karena pihak-pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang.

    Contoh Stalemate yaitu; Perang Dingin antara Amerika Sanka dengan Uni Soviet.
  2. Kosiliasi
    Kosiliasi adalah pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga tertentu, umumya lembaga perwakilan rakyat.

    Contoh Konsiliasi yaitu; pengendalian konflik antara pengusaha dan buruh di lembaga perwakilan rakyat.
  3. Arbitrasi
    Arbitrasi adalah pengendalian konflik melalui pihak ketiga di mana pihak ketiga tersebut memiliki kewenangan untuk memutus konflik.

    Contoh Arbitrasi yaitu; penyelesaian sengketa wilayah negara di Makamah Arbitrasi Internasional.
  4. Mediasi
    Mediasi adalah pengendalian konflik melalui pihak ketiga di mana pihak ketiga tersebut tidak memiliki kewenangan memutus konflik.

    Contoh Mediasi yaitu; penyelesian konflik antarwarga yang diselesaikan melalui mediasi RT/RW.
  5. Ajudikasi
    Ajudikasi adalah pengendalian konflik melalui proses sidang di pengadilan.

    Contoh Ajudikasi yaitu; penyelesaian sengketa warisan melalui pengadilan.
  6. Segregasi
    Segregasi adalah pengendalian konflik dengan cara memisahkan pihak-pihak yang terlibat konflik.

    Contoh Segregasi yaitu; diungsikannya pihak yang berkonflik dari ancaman konfrontasi.
  7. Kompromi
    Kompromi adalah pengendalian konflik melalui pengurangan tuntutan pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari penyelesaian bersama.

    Contoh Kompromi yaitu; kompromi antarpengendara yang terlibat kecelakaan lalu lintas.
  8. Koersi
    Koersi adalah pengendalian konfiik melalui cara-cara ancaman dan paksaan.

    Contoh Koersi yaitu; penghentian bentrokan antarsuporter oleh aparat keamanan dengan menggunakan gas air mata.
  9. Konversi
    Konversi adalah pengendalian konflik di mana salah satu pihak yang berkonflik mengalah dan menerima pendirian pihak lain.

    Contoh Konversi yaitu; kesanggupan seorang kakak untuk mengalah kepada adiknya dalam perebutan warisan.
  10. Gencatan Senjata
    Gencatan senjata adalah pengendalian konflik melalui penghentian konflik untuk sementara waktu.

    Contoh Gencatan Senjata yaitu; gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.
  11. Toleransi
    Toleransi adalah bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan berupa tindakan memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari pertentangan.

    Contoh Toleransi yaitu; pengendara yang tiba-tiba mengurangi Iaju kendaraan ketika Iewat di depan rumah yang sedang mengadakan hajatan.

Demikian artikel tentang contoh-contoh, pengendalian, ciri-ciri, pengertian dan bentuk konflik sosial. Semoga dari blog ini dapat menemukan jawaban dari tugas kamu dan mempermudah belajarmu.
hfzo ilmu itu bisa dipahami harus dengan berbagai cara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel