15 Ciri-Ciri dan Contoh Filum Annelida
Dec 18, 2019
Edit
Annelida juga dikenal dengan cacing cincin, yang berasal dari bahasa latin "annellus" artinya cincin kecil. Filum annelida hidup di habibat di laut, air tawar dan darat yang memiliki lingkungan lembab. Annelida merupakan anggota dari Lophotrochozoa "super-filum" yang juga termasuk moluska dan brakiopoda.
Filum annelida ditandai dengan dinding tubuh yang terdiri dari serat otot melingkar dan dikelilingi oleh kutikula aseluler lembab. Semua spesies annelida mempunyai setae yaitu struktur mirip rambut/bulu (kecuali lintah). Namun, setae juga terletak pada bagian pelengkap tubuh yang mirip dayung disebut Parapodia. Contoh filum annelida seperti cacing tanah, lintah dan cacing polychaeta. Semua spesies hewan tersebut mempunyai bentuk tubuh tersegmentasi. Segmentasi disebut juga metamerisme. Metamerisme berfungsi sebagai meningkatkan efisiensi gerakan tubuh dari kontraksi otot dan memungkinkan dalam pengembangan sistem organ di tubuh.
Ciri-Ciri Umum Filum Annelida
Filum annelida mempunyai berbagai spesies yang menunjukkan simbiosis parasitisme dan komensalisme dengan spesies lain di habitatnya. Bentuk tubuh annelida sebagian besar besar memiliki segmen atau beruas-ruas. Organ dari setiap ruas memiliki sistem organ yang sama. Annelida menunjukkan perkembangan protostomik saat dalam tahap embrionik dan sering disebut "cacing tersegmentasi" karena karakteristik utama mereka dari metamerisme atau segmentasi sejati.
Berikut ciri-ciri atau karakteristik morfologi filum annelida antara lain;
Annelida seperti namanya (annulus = cincin) adalah cacing tersegmentasi atau beruas dan berbentuk tubuh seperti cincin. Terdapat sekitar ±22.000 spesies yang hidup di bumi ini, mulai dari ukuran terkecil sampai dapat tumbuh sepanjang tiga meter (contoh: Australia gippsland dan Amynthas mekongianus).
Sejarah mencatat bahwa klasifikasi filum annelida bermacam-macam skema kelas.
Pada tahun 1950 kelas dibagi menjadi tiga kelas yaitu: chaetopoda, hirudinea dan archiannelida. Skema ini ditemukan oleh Parker dan Haswell. Tahun 1940 (edisi ke-VII direvisi oleh Otto Lowenstein).
Pada tahun 1972 skema sebelumnya direvisi ulang oleh Marshall dan Williams dengan nama skema Knox di mana Annelida telah dibagi menjadi 4 kelas seperti: polychaeta, archiannelida, oligochaeta dan hirudinea.
(Barnes 1987) skema kelas annellida dibagi menjadi 3 kelas antara lain: polychaeta, oligochaeta dan hirudinea. Dalam pengelompokan archiannelida dimasukkan dalam kelas polychaeta dan chaetopoda sudah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi.
(Pechenik 2000) klasifikasi annelida dibagi menjadi 4 kelas antara lain: polychaeta, clitellata, pogonophora dan echiura.
Penggunaan skema dalam pembagian filum annelida dalam pembelajaran sekarang antara lain:
Klasifikasi dari filum annelida antara lain:
Polychaeta adalah cacing yang memiliki struktur mirip rambut. Cacing ini mempunyai sepasang parapodia yang mirip dayung dan terdapat setae. Sebagian besar adalah hewan laut, meskipun beberapa spesies terdapat di air tawar.
Cacing Polychaeta hidup dihabitatnya tergantung pada modifikasi struktur tubuh termasuk menggali, berenang dan relung ekologi yang berbeda. Cacing berbeda-beda mengenai kebergunaan dengan spesies lain yaitu terdapat cacing komensalisme dan ada pula parasitisme.
Karakteristik dari Polychaeta yaitu kepala memiliki mata dengan jumlah dua sampai empat (meskipun beberapa spesies ada pula yang buta). Kepala cacing ini juga mempunyai sepasang antena, penghisap mirip tentakel dan sepasang lubang dilapisi dengan silia (disebut juga organ nuchal).
Sistem peredaran darah Polychaeta memiliki sirkulasi tertutup. Sistem peredara darah terdapat dua pembuluh darah utama memberikan pembuluh darah yang lebih kecil untuk memasok darah ke parapodia dan usus. Darah mengalir ke pembuluh dorsal di atas usus dan kembali ke tubuh di pembuluh ventral yang terletak di bawah usus. Pembuluh darah di bantu otot membantu mendorong darah, sehingga sebagian besar spesies tidak mempunyai jantung.
Clitellata merupakan anggota dari kelas annelida dari kingdom animalia (hewan). Berbagai jenis spesies Clitellata hidup di air tawar, darat dan laut. Kelas clitellata dibagi menjadi tiga subkelas yaitu;
Oligochaeta adalah kelas dari filum Annelida. Namanya berasal dari kata oligo (sedikit) dan chaeta/setae (rambut) adalah cacing yang mempunyai sedikit rambut. Setiap segmen pada tubuh Oligochaeta hanya terdapat sedikit setae. Segmen-segmen tertentu memiliki clitellum yang berfungsi untuk melindungi telur-telur usai bereproduksi. Reproduksinya dilakukan dengan cara hermafrodit (tidak pernah terjadi pembuahan sendiri).
Oligochaeta disebut juga cacing tanah, yang memiliki struktur lengket di ujung mulut. Sebagian besar cacing ini memakan bahan organik yang telah terurai. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem sirkulasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom dan sistem peredaran darah tertutup. Cacing tanah tidak memiliki tulang kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi mempertahankan struktur mereka dengan cairan dalam ruang selom c yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik.
Hirudinea (lintah) merupakan hewan yang termasuk kedalam filum annelida. Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai setae dan parapodia. Hirudenea hidup di darat, air tawar dan laut. Seperti halnya kerabatnya Oligochaeta, lintah memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur. Lintah termasuk hewan hermafrodit (berkelamin ganda).
Contoh hirudenea yaitu lintah dan pacet. Perbedaan antara lintah dan pacet adalah habitat tempat hidupnya, lintah pada umumnya hidup di air, sedangkan pacet habitat lingkungan yaitu melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).
Sipuncula atau Sipunculida (nama umum cacing sipunculid atau cacing kacang) adalah spesies cacing laut simetris bilateral, tidak beraturan dan anggota dari filum annelida. Sipuncula tidak memiliki tubuh tersegmentasi/beruas. Cacing sipuncula ditemukan di berbagai habitat di seluruh lautan dunia, sebagian besar spesies hidup di habitat air dangkal, bersembunyi di bawah permukaan substrat berpasir dan berlumpur.
Berikut macam-macam sistem organ pada filum annelida:
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari sepasang tali saraf yang mengalir melalui bagian bawah tubuh dan setiap segmen memiliki pasang ganglia. Dari setiap ganglia, sistem percabangan saraf mengalir ke dinding tubuh dan kemudian mengelilingi tubuh. Setiap saraf dikendalikan oleh lebih dari satu neuron, dan kecepatan tergantung pada kekuatan kontraksi pada gabungan efek dari semua neuronnya.
Sistem Peredaran Darah
Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup sederhana. Sistem sirkulasi darah mengalir keseluruh tubuh oleh lengkungan aorta. Sistem peredaran darah terdapat dua pembuluh darah utama memberikan pembuluh darah yang lebih kecil untuk memasok darah ke parapodia dan usus. Darah mengalir ke pembuluh dorsal di atas usus dan kembali ke tubuh di pembuluh ventral yang terletak di bawah usus. Pembuluh darah di bantu otot membantu mendorong darah, sehingga sebagian besar spesies tidak mempunyai jantung. Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
Sistem Pernapasan
Annelida dalam sistem pernapasan berlangsung di seluruh kulit permukaan tubuhnya, seperti contoh cacing tanah. Namun, beberapa polychaeta dan clitellata memiliki insang yang berhubungan dengan sebagian besar segmen. Cacing ini dapat ditemukan di sekitar tempat yang memiliki aliran air.
Sistem Pencernaan
Annelida adalah hewan yang bersegmen mempunyai sistem pencernaan lengkap seperti mulut, faring, esofagus, usus dan anus.
Sistem ekskresi
Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-masing.
Annelida memiliki dua cara dalam melakukan sistem ekskresi yaitu menggunakan metanephridia dan protonephridia. Kedua sistem ini menggunakan proses penyaringan dua tahap, di mana cairan produk limbah pertama kali diekstraksi dan ini disaring lagi untuk menyerap kembali bahan yang dapat digunakan kembali saat membuang bahan beracun. Perbedaannya yaitu protonephridia menggabungkan kedua tahap filtrasi dalam organ yang sama, sementara metanephridia hanya melakukan filtrasi kedua dan mengandalkan mekanisme lain untuk melakukan penyaringan pertama di dinding pembuluh darah membiarkan cairan dan molekul kecil lainnya masuk ke dalam cairan selom, di mana ia bersirkulasi ke metanephridia. Dalam struktur sistem ekskresi annelida cairan memasuki protonephridia atau metanephridia ada di sisi depan septum sementara filter tahap kedua dan nephridiopore (lubang keluar di dinding tubuh) ada di segmen berikut. Akibatnya, segmen paling belakang (sebelum zona pertumbuhan dan pygidium) tidak memiliki struktur untuk mengekstraksi limbahnya, karena tidak ada segmen berikut untuk menyaring dan membuangnya, sedangkan segmen pertama berisi struktur ekstraksi yang meneruskan limbah ke yang kedua, tetapi tidak mengandung struktur yang menyaring ulang dan mengeluarkan limbah.
Sistem Reproduksi
Annelida dibagi menjadi dua melakukan sistem reproduksi perkembangbiakan yaitu seksual dan aseksual. Sistem reproduksi aseksual adalah melakukan membagian menjadi dua bagian tubuh atau lebih dengan menumbuhkan individu baru sementara induknya tetap menjadi organisme yang lengkap.
Sistem reproduksi seksual (hermafrodit) adalah melakukan perkembangbiakan dengan jantan dan betina menyimpan sperma pasangannya dalam spermathecae (simpanan sperma) kemudian clitellum menghasilkan kepompong yang mengumpulkan sel telur dari ovarium dibuahi oleh sperma jantan.
Annelida terdapat dua peranan yaitu menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Berikut peranan annelida yang menguntungkan antara lain:
Peranan annelida yang merugikan antara lain:
Demikian mengenai Pengertian Annelida, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Sistem Organ Annelida dan Peranan Annelida. Dari blog ini semoga teman-teman dapat memperoleh jawaban dalam tugas pembelajaran seperti urain sistem organ annelida, sistem saraf, sistem sirkulasi atau peredaran darah, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi annelida. Semoga mempermudah belajar anda, terima kasih.
Filum annelida ditandai dengan dinding tubuh yang terdiri dari serat otot melingkar dan dikelilingi oleh kutikula aseluler lembab. Semua spesies annelida mempunyai setae yaitu struktur mirip rambut/bulu (kecuali lintah). Namun, setae juga terletak pada bagian pelengkap tubuh yang mirip dayung disebut Parapodia. Contoh filum annelida seperti cacing tanah, lintah dan cacing polychaeta. Semua spesies hewan tersebut mempunyai bentuk tubuh tersegmentasi. Segmentasi disebut juga metamerisme. Metamerisme berfungsi sebagai meningkatkan efisiensi gerakan tubuh dari kontraksi otot dan memungkinkan dalam pengembangan sistem organ di tubuh.
Ciri-Ciri Umum Filum Annelida
Filum annelida mempunyai berbagai spesies yang menunjukkan simbiosis parasitisme dan komensalisme dengan spesies lain di habitatnya. Bentuk tubuh annelida sebagian besar besar memiliki segmen atau beruas-ruas. Organ dari setiap ruas memiliki sistem organ yang sama. Annelida menunjukkan perkembangan protostomik saat dalam tahap embrionik dan sering disebut "cacing tersegmentasi" karena karakteristik utama mereka dari metamerisme atau segmentasi sejati.
Berikut ciri-ciri atau karakteristik morfologi filum annelida antara lain;
- Memiliki struktur tubuh tersegmentesi atau beruas-ruas.
- Memiliki sistem sirkulasi tertutup.
- Organ ekskresi terdiri dari nefridia (saluran), nefrostom (corong) dan nefrotor (tempat keluarnya kotoran).
- Setiap segmen atau ruas tubuh dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
- Sistem saraf termasuk sepasang ganglia cephalic yang melekat pada sistem saraf ganda yang membentang di sepanjang dinding tubuh ventral, dengan ganglia dan cabang di setiap segmen.
- Hidup di air tawar, laut dan darat dengan lingkungan lembab.
- Sistem pernafasan melalui kulit.
- Hewan triploblastik dengan simetri bilateral
- Berkembang biak secara seksual dan aseksual
- Termasuk hewan hermafrodit (berkelamin ganda), proses pembuahan tetap harus dilakukan oleh dua individu dengan saling memberikan sperma yang disimpan di dalam reseptakulum seminalis.
- Tubuh annelida dibagi menjadi kepala, badan dan pygidium (ekor).
- Memiliki bentuk tubuh lunak dan memanjang.
- Memiliki setae atau rambut halus (kecuali lintah).
- Rongga tubuh Filum Annelida adalah selom sejati yang terletak di antara dua lapisan mesoderm.
- Gonad berkembang dari epitel selom.
Klasifikasi Filum Annelida
Annelida seperti namanya (annulus = cincin) adalah cacing tersegmentasi atau beruas dan berbentuk tubuh seperti cincin. Terdapat sekitar ±22.000 spesies yang hidup di bumi ini, mulai dari ukuran terkecil sampai dapat tumbuh sepanjang tiga meter (contoh: Australia gippsland dan Amynthas mekongianus).
Sejarah mencatat bahwa klasifikasi filum annelida bermacam-macam skema kelas.
Pada tahun 1950 kelas dibagi menjadi tiga kelas yaitu: chaetopoda, hirudinea dan archiannelida. Skema ini ditemukan oleh Parker dan Haswell. Tahun 1940 (edisi ke-VII direvisi oleh Otto Lowenstein).
Pada tahun 1972 skema sebelumnya direvisi ulang oleh Marshall dan Williams dengan nama skema Knox di mana Annelida telah dibagi menjadi 4 kelas seperti: polychaeta, archiannelida, oligochaeta dan hirudinea.
(Barnes 1987) skema kelas annellida dibagi menjadi 3 kelas antara lain: polychaeta, oligochaeta dan hirudinea. Dalam pengelompokan archiannelida dimasukkan dalam kelas polychaeta dan chaetopoda sudah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi.
(Pechenik 2000) klasifikasi annelida dibagi menjadi 4 kelas antara lain: polychaeta, clitellata, pogonophora dan echiura.
Penggunaan skema dalam pembagian filum annelida dalam pembelajaran sekarang antara lain:
- Kelas Polychaeta
- Kelas Clitellata
- sub-Kelas Oligochaeta
- sub-Kelas Hirudinea
- Kelas Sipuncula
Klasifikasi dari filum annelida antara lain:
Kelas Polychaeta
Polychaeta adalah cacing yang memiliki struktur mirip rambut. Cacing ini mempunyai sepasang parapodia yang mirip dayung dan terdapat setae. Sebagian besar adalah hewan laut, meskipun beberapa spesies terdapat di air tawar.
Cacing Polychaeta hidup dihabitatnya tergantung pada modifikasi struktur tubuh termasuk menggali, berenang dan relung ekologi yang berbeda. Cacing berbeda-beda mengenai kebergunaan dengan spesies lain yaitu terdapat cacing komensalisme dan ada pula parasitisme.
Karakteristik dari Polychaeta yaitu kepala memiliki mata dengan jumlah dua sampai empat (meskipun beberapa spesies ada pula yang buta). Kepala cacing ini juga mempunyai sepasang antena, penghisap mirip tentakel dan sepasang lubang dilapisi dengan silia (disebut juga organ nuchal).
Sistem peredaran darah Polychaeta memiliki sirkulasi tertutup. Sistem peredara darah terdapat dua pembuluh darah utama memberikan pembuluh darah yang lebih kecil untuk memasok darah ke parapodia dan usus. Darah mengalir ke pembuluh dorsal di atas usus dan kembali ke tubuh di pembuluh ventral yang terletak di bawah usus. Pembuluh darah di bantu otot membantu mendorong darah, sehingga sebagian besar spesies tidak mempunyai jantung.
Kelas Clitellata
Clitellata merupakan anggota dari kelas annelida dari kingdom animalia (hewan). Berbagai jenis spesies Clitellata hidup di air tawar, darat dan laut. Kelas clitellata dibagi menjadi tiga subkelas yaitu;
Oligochaeta adalah kelas dari filum Annelida. Namanya berasal dari kata oligo (sedikit) dan chaeta/setae (rambut) adalah cacing yang mempunyai sedikit rambut. Setiap segmen pada tubuh Oligochaeta hanya terdapat sedikit setae. Segmen-segmen tertentu memiliki clitellum yang berfungsi untuk melindungi telur-telur usai bereproduksi. Reproduksinya dilakukan dengan cara hermafrodit (tidak pernah terjadi pembuahan sendiri).
Oligochaeta disebut juga cacing tanah, yang memiliki struktur lengket di ujung mulut. Sebagian besar cacing ini memakan bahan organik yang telah terurai. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem sirkulasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom dan sistem peredaran darah tertutup. Cacing tanah tidak memiliki tulang kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi mempertahankan struktur mereka dengan cairan dalam ruang selom c yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik.
Hirudinea (lintah) merupakan hewan yang termasuk kedalam filum annelida. Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai setae dan parapodia. Hirudenea hidup di darat, air tawar dan laut. Seperti halnya kerabatnya Oligochaeta, lintah memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur. Lintah termasuk hewan hermafrodit (berkelamin ganda).
Contoh hirudenea yaitu lintah dan pacet. Perbedaan antara lintah dan pacet adalah habitat tempat hidupnya, lintah pada umumnya hidup di air, sedangkan pacet habitat lingkungan yaitu melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).
Kelas Sipuncula
Sipuncula atau Sipunculida (nama umum cacing sipunculid atau cacing kacang) adalah spesies cacing laut simetris bilateral, tidak beraturan dan anggota dari filum annelida. Sipuncula tidak memiliki tubuh tersegmentasi/beruas. Cacing sipuncula ditemukan di berbagai habitat di seluruh lautan dunia, sebagian besar spesies hidup di habitat air dangkal, bersembunyi di bawah permukaan substrat berpasir dan berlumpur.
Sistem Organ Annelida
Berikut macam-macam sistem organ pada filum annelida:
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari sepasang tali saraf yang mengalir melalui bagian bawah tubuh dan setiap segmen memiliki pasang ganglia. Dari setiap ganglia, sistem percabangan saraf mengalir ke dinding tubuh dan kemudian mengelilingi tubuh. Setiap saraf dikendalikan oleh lebih dari satu neuron, dan kecepatan tergantung pada kekuatan kontraksi pada gabungan efek dari semua neuronnya.
Sistem Peredaran Darah
Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup sederhana. Sistem sirkulasi darah mengalir keseluruh tubuh oleh lengkungan aorta. Sistem peredaran darah terdapat dua pembuluh darah utama memberikan pembuluh darah yang lebih kecil untuk memasok darah ke parapodia dan usus. Darah mengalir ke pembuluh dorsal di atas usus dan kembali ke tubuh di pembuluh ventral yang terletak di bawah usus. Pembuluh darah di bantu otot membantu mendorong darah, sehingga sebagian besar spesies tidak mempunyai jantung. Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
Sistem Pernapasan
Annelida dalam sistem pernapasan berlangsung di seluruh kulit permukaan tubuhnya, seperti contoh cacing tanah. Namun, beberapa polychaeta dan clitellata memiliki insang yang berhubungan dengan sebagian besar segmen. Cacing ini dapat ditemukan di sekitar tempat yang memiliki aliran air.
Sistem Pencernaan
Annelida adalah hewan yang bersegmen mempunyai sistem pencernaan lengkap seperti mulut, faring, esofagus, usus dan anus.
Sistem ekskresi
Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-masing.
Annelida memiliki dua cara dalam melakukan sistem ekskresi yaitu menggunakan metanephridia dan protonephridia. Kedua sistem ini menggunakan proses penyaringan dua tahap, di mana cairan produk limbah pertama kali diekstraksi dan ini disaring lagi untuk menyerap kembali bahan yang dapat digunakan kembali saat membuang bahan beracun. Perbedaannya yaitu protonephridia menggabungkan kedua tahap filtrasi dalam organ yang sama, sementara metanephridia hanya melakukan filtrasi kedua dan mengandalkan mekanisme lain untuk melakukan penyaringan pertama di dinding pembuluh darah membiarkan cairan dan molekul kecil lainnya masuk ke dalam cairan selom, di mana ia bersirkulasi ke metanephridia. Dalam struktur sistem ekskresi annelida cairan memasuki protonephridia atau metanephridia ada di sisi depan septum sementara filter tahap kedua dan nephridiopore (lubang keluar di dinding tubuh) ada di segmen berikut. Akibatnya, segmen paling belakang (sebelum zona pertumbuhan dan pygidium) tidak memiliki struktur untuk mengekstraksi limbahnya, karena tidak ada segmen berikut untuk menyaring dan membuangnya, sedangkan segmen pertama berisi struktur ekstraksi yang meneruskan limbah ke yang kedua, tetapi tidak mengandung struktur yang menyaring ulang dan mengeluarkan limbah.
Sistem Reproduksi
Annelida dibagi menjadi dua melakukan sistem reproduksi perkembangbiakan yaitu seksual dan aseksual. Sistem reproduksi aseksual adalah melakukan membagian menjadi dua bagian tubuh atau lebih dengan menumbuhkan individu baru sementara induknya tetap menjadi organisme yang lengkap.
Sistem reproduksi seksual (hermafrodit) adalah melakukan perkembangbiakan dengan jantan dan betina menyimpan sperma pasangannya dalam spermathecae (simpanan sperma) kemudian clitellum menghasilkan kepompong yang mengumpulkan sel telur dari ovarium dibuahi oleh sperma jantan.
Peranan annelida
Annelida terdapat dua peranan yaitu menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Berikut peranan annelida yang menguntungkan antara lain:
- Sebagai bahan makanan yang tinggi akan protein, contoh; cacing wawo (lycidice sp.) dan cacing palolo (eunice viridis).
- Sebagai alat medis dan pengobatan, contoh; spesies lintah tertentu yang menghasilkan hirudin untuk antikoagulan/anti pembekuan darah.
- Bahan makanan ternak, contoh; cacing sutra (tubifex tubifex).
Penggembur tanah tanaman petani, contoh; Cacing tanah (heretima sp.) dan cacing tanah merah (lumbricus sp.).
Peranan annelida yang merugikan antara lain:
- Menyebabkan anemia, contoh; pacet (haemadipsa) dan lintah air (hirudo medicinalis) menghisap darah hewan dan manusia.
- Merugikan pada petani tiram oleh cacing yang dapat mengebor cangkang tiram untuk membuat liang, sehingga menurunkan harga jual tiram, contoh; Polydora ciliata.
Demikian mengenai Pengertian Annelida, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Sistem Organ Annelida dan Peranan Annelida. Dari blog ini semoga teman-teman dapat memperoleh jawaban dalam tugas pembelajaran seperti urain sistem organ annelida, sistem saraf, sistem sirkulasi atau peredaran darah, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi annelida. Semoga mempermudah belajar anda, terima kasih.