6 Ciri-Ciri dan Pengertian Zaman Neolitikum
Apr 28, 2020
Edit
Pengertian Zaman Neolitikum berasal dari bahasa Yunani yaitu "neos" artinya baru dan "lithos" artinya batu, jadi makna dari neolitikum adalah Zaman Batu Baru. Penamaan istilah pengertian zaman neolitikum dikemukaan oleh Sir John Lubbock pada tahun 1865.
Pada zaman neolitikum tersebut bangsa Proto Melayu bermigrasi dari Yunan menuju Asia tenggara, termasuk kepulauan Indonesia dengan membawa hasil kebudayaan.
Berikut ciri-ciri zaman neolitikum antara lain;
Pada awal zaman neolitikum sejarah manusia berasal dari kelompok pemburu dan pengumpul yang hidup nomaden ke pemukiman pertanian pada 10.000 SM. Kemudian manusia Zaman Batu di bagian lain dunia memulai mempraktikkan pertanian. Revolusi Neolitukum disebut juga Pertanian. Peradaban dan kota mulai tumbuh dari inovasi Revolusi zaman Neolitikum.
Manusia pada zaman neolitikum menggunakan alat-alat dari batu seperti nenek moyang zaman batu sebelumnya dalam kelompok kecil (pemburu & pengumpul) pada zaman es terakhir. Munculnya pertanian memisahkan orang-orang neolitikum dengan paleolitikum, perubahan ini dimulai dengan membudidayakan tanaman, peternakan hewan dan pemukiman (tempat tinggal) yang permanen. Diperlukan waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun bagi manusia untuk beralih sepenuhnya dari gaya hidup bertahan hidup nomaden dan mencari makanan dialam liar menjadi memelihara kebun kecil atau memulai di bidang pertanian.
Domestikasi adalah proses pengadopsian (penjinakan) hewan liar dan merawat tanaman ke lingkungan kehidupan sehari-hari manusia.
Contoh tanaman domestikasi : kacang, buncis, kacang polong.
Contoh hewan domestikasi : babi, kambing, unta, sapi.
Zaman neolitikum merupakan periode dalam teknologi manusia yang secara tradisional bagian terakhir dari Zaman Batu. Zaman neolitikum termasuk kedalam era Pleistosen dan awal di era Holosen. Istilah "Neolitikum" dengan demikian tidak mengacu pada periode kronologis tertentu, tetapi lebih kepada seperangkat karakteristik perilaku dan budaya termasuk penggunaan tanaman liar dan domestik dan penggunaan hewan peliharaan. Beberapa arkeolog telah lama menganjurkan mengganti "Neolitikum" dengan istilah yang lebih deskriptif, seperti Komunitas Desa Awal, meskipun istilah ini belum diterima secara luas. Kehidupan seperti yang kita kenal sekarang mulai terbentuk dan berevolusi selama periode prasejarah.
Pertanian dan bercocok tanam pada zaman Neolitukum awal hanya terbatas kisaran sempit tanaman (liar maupun domestik) dan hewan peliharan seperti domba dan kambing terjadi sekitar (7000 SM).
Orang-orang di zaman neolitikum termasuk petani yang terampil dalam membuat berbagai alat yang diperlukan untuk merawat, memanen, mengolah tanaman dan produksi makanan. Mereka juga membuat berbagai jenis alat dan ornamen batu seperti manik-manik, dan patung.
Pada zaman neolitikum tersebut bangsa Proto Melayu bermigrasi dari Yunan menuju Asia tenggara, termasuk kepulauan Indonesia dengan membawa hasil kebudayaan.
Peninggalan Zaman Neolitikum
- Kapak Persegi (beliung)
Kapak persegi sesuai dengan namanya yaitu berbentuk persegi yang dikemukakan oleh Von Heine Gelderen, penamaan ini berdasarkan pengamatan pada bentuk alatnya. Kapak persegi mayoritas ditemukan di Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Bahan dasar dalam pembuatan kapak persegi dari batu api yang dihaluskan. Masuknya peninggalan kebudayaan kapak persegi di Indonesia diperkirakan melalui jalan barat, yaitu dari Yunan lalu menuju Semenanjung Malaka, kemudian ke Jawa lewat Kalimantan, Maluku, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kapak persegi memiliki fungsi sebagai alat memahat ataupun sebagai cangkul dalam membantu bercocok tanam. - Kapak Lonjong
Kapak lonjong adalah kapak yang berbentuk lonjong terbuat dari batu dan dibagian ujung dibuat meruncing sedangkan dibagian tangkai untuk genggaman tangan. Kapak ini memiliki 2 ukuran antara lain; kleinbeil (ukuran kecil) dan walzenbeil (ukuran besar). Kapak lonjong memiliki fungsi sebagai membantu bertani (pencangkul) dan memotong hewan buruan. - Gerabah
Gerabah pada zaman neozoikum adalah perkakas yang bahan baku dari tanah liat berfungsi sebagai alat untuk membantu dalam kehidupan mereka kala itu dan sebagai alat upacara keagamaan. Gerabah ini masih berbentuk kasar dan tidak simetris karena pembuatan menggunakan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari). - Mata Panah
Mata panah terbuat dari batu yang memiliki bentuk meruncing diunjungnya dan simetris. Fungsi mata panah digunakan oleh orang-orang neolitik untuk berburu hewan. - Pakaian
Pada zaman batu muda manusia memanfaatkan kulit pohon ataupun hewan sebagai bahan pembuatan pakaian. Pakaian berfungsi untuk berlindung dari paparan sinar matahari dan menjaga suhu tubuh. - Perhiasan
Orang neolitik merupakan manusia prasejarah yang memiliki keinginan mempercantik diri. Perhiasan pada zaman neolitikum terbuat dari batu yang digabungkan menjadi untaian, walaupun model masih sederhana. Fungsi perhiasan berguna untuk mempercantik diri dan menarik lawan jenis.
Berikut ciri-ciri zaman neolitikum antara lain;
- Bentuk peralatan sudah halus dan diberi tangkai.
- Menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan toteisme.
- Telah mengenal pakaian, walaupun masih terbuat dari kulit hewan ataupun kulit kayu.
- Mengenal perhiasan terbuat dari kulit kerang, batu dan terakota.
- Hidup menetap dan memiliki tempat tinggal yang tetap (sedenter).
- Memiliki corak kebudayaan bercocok tanam.
Pada awal zaman neolitikum sejarah manusia berasal dari kelompok pemburu dan pengumpul yang hidup nomaden ke pemukiman pertanian pada 10.000 SM. Kemudian manusia Zaman Batu di bagian lain dunia memulai mempraktikkan pertanian. Revolusi Neolitukum disebut juga Pertanian. Peradaban dan kota mulai tumbuh dari inovasi Revolusi zaman Neolitikum.
Manusia pada zaman neolitikum menggunakan alat-alat dari batu seperti nenek moyang zaman batu sebelumnya dalam kelompok kecil (pemburu & pengumpul) pada zaman es terakhir. Munculnya pertanian memisahkan orang-orang neolitikum dengan paleolitikum, perubahan ini dimulai dengan membudidayakan tanaman, peternakan hewan dan pemukiman (tempat tinggal) yang permanen. Diperlukan waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun bagi manusia untuk beralih sepenuhnya dari gaya hidup bertahan hidup nomaden dan mencari makanan dialam liar menjadi memelihara kebun kecil atau memulai di bidang pertanian.
Domestikasi adalah proses pengadopsian (penjinakan) hewan liar dan merawat tanaman ke lingkungan kehidupan sehari-hari manusia.
Contoh tanaman domestikasi : kacang, buncis, kacang polong.
Contoh hewan domestikasi : babi, kambing, unta, sapi.
Zaman neolitikum merupakan periode dalam teknologi manusia yang secara tradisional bagian terakhir dari Zaman Batu. Zaman neolitikum termasuk kedalam era Pleistosen dan awal di era Holosen. Istilah "Neolitikum" dengan demikian tidak mengacu pada periode kronologis tertentu, tetapi lebih kepada seperangkat karakteristik perilaku dan budaya termasuk penggunaan tanaman liar dan domestik dan penggunaan hewan peliharaan. Beberapa arkeolog telah lama menganjurkan mengganti "Neolitikum" dengan istilah yang lebih deskriptif, seperti Komunitas Desa Awal, meskipun istilah ini belum diterima secara luas. Kehidupan seperti yang kita kenal sekarang mulai terbentuk dan berevolusi selama periode prasejarah.
Pertanian dan bercocok tanam pada zaman Neolitukum awal hanya terbatas kisaran sempit tanaman (liar maupun domestik) dan hewan peliharan seperti domba dan kambing terjadi sekitar (7000 SM).
Orang-orang di zaman neolitikum termasuk petani yang terampil dalam membuat berbagai alat yang diperlukan untuk merawat, memanen, mengolah tanaman dan produksi makanan. Mereka juga membuat berbagai jenis alat dan ornamen batu seperti manik-manik, dan patung.