24 Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia dan Gambar
May 4, 2020
Edit
Evolusi manusia merupakan proses perubahan yang mengarah pada kemunculan manusia modern secara anatomi, di mulai dengan sejarah evolusi primata "khususnya genus Homo". Proses ini melibatkan perkembangan sifat-sifat secara bertahab seperti contohnya, bipedalisme (dapat berjalan dengan kedua kaki) dan komunikasi dengan bahasa manusia. Perkembangan evolusi manusia didampingi dengan kawin silang antara hominin lain yang menunjukkan berbagai keberagaman.
Pengelompokan jenis super famili (keluarga) dalam Hominoidea, keluarga Hominidae menyimpang dari keluarga Hylobatidae (siamang) sekitar 15-20 juta tahun yang lalu. Kera besar Afrika (subfamili Homininae) menyimpang dari orangutan (Ponginae) sekitar 14 juta tahun yang lalu.
Hominini (manusia, Australopithecus dan genera bipedal yang punah lainnya, dan simpanse) berpisah dari suku Gorillini (gorila) antara 8–9 juta tahun yang lalu. Hominina (manusia dan leluhur berkaki dua) dan Panina (simpanse) terpisah 4-7 juta tahun yang lalu.
Penelitian tentang evolusi manusia melibatkan beberapa ilmu antara lain;
Evolusi manusia dari pemisahan nenek moyang terakhir manusia dan simpanse dicirikan oleh sejumlah perubahan morfologis, perkembangan, fisiologis, dan sifat. Adaptasi yang paling signifikan yaitu bipedalisme (berjalan), peningkatan ukuran otak, perpanjangan ontogeni (kehamilan dan masa bayi) dan penurunan dimorfisme seksual.
Pada bipedal paling awal akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan masih kemudian menjadi genus Homo.
Manusia purba telah mampu berjalan dan berdiri untuk meraih makanan, menghemat energi selama penggerak, memungkinkan untuk berlari jarak jauh, berburu, memberikan bidang penglihatan yang lebih baik dan membantu menghindari hipertermia dengan mengurangi kondisi tubih di area terbuka.
Evolusi bipedalisme disertai dengan sejumlah besar perubahan kerangka, tidak hanya pada tungkai dan panggul, tetapi juga pada tulang belakang, pergelangan kaki dan struktur tengkorak kepala.
Bukti penelitian tentang manusia purba yang menjadi dasar catatan ilmiah evolusi manusia berasal dari banyak bidang ilmu pengetahuan alam. Sumber utama pengetahuan tentang proses evolusi secara yaitu catatan fosil, tetapi sejak perkembangan genetika dimulai pada tahun 1970-an, analisis DNA telah menempati tempat yang memiliki kepentingan yang sebanding.
Studi ilmu tentang ontogeni, filogeni dan terutama biologi perkembangan evolusioner baik vertebrata maupun invertebrata menawarkan wawasan yang luas tentang evolusi semua kehidupan, termasuk bagaimana manusia berevolusi. Studi paling spesifik tentang asal usul dan pola kehidupan manusia purba adalah antropologi terutama paleoantropologi yang berfokus tentang prasejarah manusia.
Berikut uraian jenis-jenis manusia purba di dunia antara lain;
Spesimen manusia purba jenis Sahelanthropus tchadensis ditemukan di situs Toros-Menalla, di Gurun Djurab di Chad utara, oleh Michel Brunet dan rekannya. Sahel merupakan wilayah padang rumput kering di selatan gurun Sahara. Tengkorak itu dijuluki "Toumai" dalam bahasa Dazaga, yang berarti "harapan hidup."
Sementara filogeni S. tchadensis tidak diketahui, beberapa peneliti percaya bahwa itu dapat mewakili dari hominin basal, yaitu salah satu anggota paling awal dari manusia purba.
Seperti disebutkan, holotipe (fosil) dari individu tertentu yang ditugaskan dan digunakan untuk mendefinisikan karakteristik suatu spesies) ditemukan di situs gurun Toros Menalla. Kecuali fosil ditemukan di tempat lain, tidak mungkin untuk berspekulasi tentang sejauh mana jangkauan geografis spesies.
Ciri-ciri manusia purba Sahelanthropus tchadensis antara lain;
Jenis manusia purba Orrorin tugenensis ditemukan oleh Martin Pickford pada situs Lukeino di Bukit Tugen, Kenya. Penemuan fragmen fosil tersebut bertanggal sekitar 6 juta tahun lalu. Orrorin tugenensis disebut juga manusia purba dari perbukitan Tugen.
Hanya terdapat dua situs yang diketahui untuk spesies ini yaitu Aragai dan Kapsomin, keduanya berada di Perbukitan Tugen Kenya.
Penemuan fosil manusia purba banyak ditemukan di Ethiopia, negara ini telah menghasilkan banyak spesies hominin dalam genera Ardipithecus dan Australopithecus.
Spesies Ardipithecus pertama yang ditemukan di daerah itu yaitu Ardipithecus ramidus (berusia sekitar 4,4 juta tahun) dan spesies kedua yang lebih tua adalah Ardipithecus Kadabba (berusia sekitar 5,8 juta tahun).
Ar. Kadabba ditemukan oleh Yohannes Haile-Selassie , dia percaya bahwa itu cukup mirip dengan Ar. ramidus bahwa ia memasukkannya dalam genus dan spesies yang sama, sehingga menjamin klasifikasi subspesies.
Pada awal 1990-an, penggalian fosil di situs Aramis di wilayah Awash Tengah pada Segitiga Afar di Ethiopia, lebih dari 50 individu telah ditemukan seperti kerangka Ardipithecus.
Ciri-ciri manusia purba jenis Ardipithecus ramidus dan Ardipithecus kadabba antara lain;
Jenis manusia purba Australopithecus anamensis merupakan australopith paling awal yang diketahui. Kita belum mengetahui tentang spesies australopithecus karena kekurangan bahan fosil. Manusia purba ini ditemukan oleh Meave Leakey dan Alan Walker pemberian nama spesies mengacu pada daerah Danau Turkana di Kenya di mana lokasi fosil ditemukan.
Adapun ciri-ciri dari Australopithecus anamensis;
Australopithecus afarensis mempunyai kapasitas tengkorak yang kecil. Rahang prognatik dengan susunan gigi berbentuk U dan gigi seri besar mirip kera. Semua Australopithecus memiliki karakterfisik yang mirip kera, masih dalam perdebatan mengenai kelompok ini.
Australopithecus africanus hanya ditemukan dari situs-situs di Afrika Selatan yang sebagian besar fosil berasal dari gua. Beberapa di antaranya ditemukan selama kegiatan penambangan dan peledakan. Gua-gua itu terbentuk dari aktivitas air dibawah tanah. Fosilisasi difasilitasi oleh air yang menetes pada tulang seperti halnya stalagmit. Lebih dari ribuan tahun, banyak gua dipenuhi dengan endapan mineral dan ketika permukaan tanah terkikis, endapan yang mendasarinya diekspos dan ditambang kemudian digali untuk menemukan fosil.
Mereka mempertahankan kondisi primitif dengan mempunyai lengan panjang dan tulang jari mereka agak melengkung. Namun, tangan mereka lebih mirip manusia dan mereka memiliki ibu jari untuk kemampuan mencubit dan mencengkeram.
Australopithecus africanus memiliki karakteristik panjat, seperti sendi bahu yang berorientasi ke atas, lengan panjang relatif terhadap kaki dan tulang tangan serta jari yang panjang dan melengkung. Namun, secara umum tangan mereka lebih mirip manusia.
Manusia purba Australopithecus / Paranthropus aethiopicus hidup sekitar 2,7 juta tahun yang lalu sampai dengan 2,3 juta tahun yang lalu. Australopithecus aethiopicus merupakan yang paling primitif dari spesies kuat.
Pada tahun 1967, Australopithecus aethiopicus ditemukan oleh Yves Coppens dan Camille Arambourg di endapan Shungura di situs Omo, Ethiopia selatan. Pada saat itu, spesies tersebut ditambahkan ke dalam genus Australopithecus karena dianggap berasal dari Au. afarensis. Kemudian terdapat tiga spesies australopith di Afrika, sebagai upaya untuk menentukan hubungan filogenetiknya.
Ciri atau karakteristik jenis manusia purba Australopithecus aethiopicus yaitu;
Karakteristik Paranthropus boisei antara lain;
Spesies ini hanya diketahui dari situs-situs Cradle of Humankind World Heritage Site di Afrika Selatan. Seperti yang disebutkan dalam pendahuluan, Robert Broom menemukan bahan pertama di Swartkrans dan spesimen berikutnya di situs Kromdraai. Karakteristik molar dari bahan yang lebih baru di situs Drimolen dianggap sebagai penengah antara fragmen Swartkrans dan Kromdraai, dan sebagian besar peneliti sekarang menganggap materi dari ketiga situs tersebut sebagai spesies: robustus.
Bahan-bahan struktur fragmen tulang ini dikaitkan dengan Australopithecus garhi. Sementara tulang tungkai di dekatnya tidak dapat dikaitkan, mereka telah digunakan oleh beberapa ahli paleoanthropologi untuk menggambarkan karakteristik spesies. Dengan demikian sangat sedikit bahan yang berguna untuk “menganalisis" spesies ini.
Sedimen yang mengandung fosil juga mengandung tulang dengan bekas luka dipermukaan (dengan menggunakan batuan yang dibentuk dan dimodifikasi) dan serpihan (potongan batu tajam), menunjukkan bahwa Au. garhi membantai sisa-sisa hewan dan mungkin membuat alat.
Secara umum, morfologi spesies australopithecus dengan karakteristik Homo, terdapat bukti yang mendukung klasifikasi sebagai spesies terpisah. Australopithecus sediba memiliki lengan yang relatif panjang dan sendi bahu yang tinggi untuk memanjat. Toraks pada bagian atas kepala berbentuk kerucut.
Seperti mayoritas australopithecus, Homo habilis memiliki lengan memanjang, menunjukkan kebergantungan yang berkelanjutan pada lingkungan arboreal.
Homo rudolfensis berasal dari situs Koobi Fora di mana Richard Leakey menemukan spesimen jenis KNM-ER 1470. Bahan-bahan juga telah diambil dan ditemukan di Chiwondo (Malawi), dan ada kemungkinan bahan di Ngarai Olduvai. Dengan demikian, spesies ini berkisar dari Kenya utara hingga Tanzania dan ke Malawi, di sepanjang jalur utara hingga selatan.
Ruangan itu 30 m di bawah tanah dan hanya dapat diakses melalui poros sempit dengan luas 12 m. Karakteristik atau ciri homo naledi antara lain;
Homo ergaster hidup sekitar 1,8 juta tahun lalu ditemukan pertama kali struktur fosil oleh Richard Leakey dari situs East Lake Turkana di Koobi Fora (Kenya).
Pada tahun 1891, Eugène Dubois menemukan materi Homo erectus pertama kalinya di situs Trinil di pesisir Sungai Bengawan Solo. Situs Jawa terkenal lainnya adalah Sangiran, Ngandong dan Trinil.
Jawa adalah bagian dari Sundaland ketika terhubung ke daratan Asia. Homo erectus setelah mencapai Jawa dan mungkin daerah lain di Asia Tenggara, kemudian kelompok Homo erectus pindah menuju utara ke Cina.
Fosil China paling awal berasal dari 1 juta tahun lalu yang merupakan genus Sinanthropus (manusia Cina), materi tersebut kemudian dimasukkan dalam genus kita sendiri setelah Franz Weidenreich menunjuk pada kesamaan antara berbagai kumpulan fosil mirip erectus dan manusia modern lainnya yang telah punah.
Fosil pertama ditemukan di situs Zhoukoudian dekat Beijing (sebelumnya bernama Peking dan karenanya istilah, "Manusia Peking").
Situs Cina lainnya ditemukan daerah Lantian, Yunxian dan Hexian. Akhirnya, situs Narmada di India telah menjadi topik perdebatan sejak lama, tetapi sekarang telah diputuskan, setidaknya oleh sebagian komunitas paleoanthropologi, sebagai Homo erectus.
Situs Leo Gabunia dan Vekua Abesalom adalah tempat pertama kali ditemukan materi fosil hominin pada tahun 1991 dan berlanjut hingga saat ini oleh David Lordkipanidze dan timnya telah menemukan gigi, tengkorak dan banyak sisa-sisa kerangka lainnya.
Kerangka parsial yang ditemukan pada tahun 2001 dianggap lebih primitif daripada bahan tingkat erectus lainnya.
Jenis manusia purba homo antecessor penemuan fosil hominin ini yang berasal lebih dari 1,2 juta tahun lalu di Pegunungan Atapuerca Spanyol, bahan fosil paling awal yang diketahui dari daerah itu tidak lebih dari 800.000 tahun lalu. Homo antecessor, atau "Pioneer Man," sebagai hominin pertama yang berkisar ke Eropa Barat.
Sejak penemuannya, para peneliti berargumen bahwa nenek moyang Homo antecessor berasal dari Homo ergaster yang mungkin telah melintasi Laut Mediterania dari Afrika Utara selama periode penurunan permukaan laut.
Spesies dari genus homo ini ditemukan oleh Eudald Carbonell, Juan Luis Arsuaga, dan J. M. Bermúdez de Castro di situs Gran Dolina di pegunungan Atapuerca di Spanyol.
Jenis manusia purba homo floresiensis hidup sekitar 74.000 sampai 12.000 tahun lalu. Penemuan fragmen kerangka manusia ditemukan oleh Mike Morwood dan timnya di situs gua Liang Bua di pulau Flores, Indonesia.
Manusia purba ini bertubuh kerdil atau disebut juga hobbit dari pulau flores.
Jenis manusia purba homo heidelbergensis hidup pada 600.000 tahun yang lalu. Bahan fosil dari usia berkisar 500 ribu sampai 200 ribu tahun lalu dari Afrika, Asia, Eropa lebih mirip manusia atau sapiens dan dimasukkan dalam genus spesies kita sendiri tetapi dibedakan sebagai Homo sapiens "kuno".
Homo heidelbergensis pertama kali ditemukan di situs Mauer daerah Heidelberg, Jerman.
Jenis manusia purba homo neanderthalensis hidup pada 300.000 tahun yang lalu. Salah satu hominin purba yang paling terkenal adalah Homo neanderthalensis. Meskipun Homo neanderthalensis pada awalnya termasuk dalam genus dan spesies kita sendiri tetapi dibedakan berdasarkan status subspesies, yaitu Homo sapiens neanderthalensis.
Penemuan struktur fragmen tulang manusia dari homo neanderthalensis ditemukan di Lembah Neander dekat Dusseldorf, Jerman. Penamaan manusia purba ini disesuaikan dari tempat ditemukan.
Ketika zaman Pleistosen di Eropa menjadi lebih dingin, oleh karena itu para neandertal beradaptasi dengan kondisi yang lebih keras. Neanderthal dari Eropa Barat, memiliki tubuh kerdil dan beradaptasi dengan suhu dingin, dikenal sebagai neanderthal "Klasik".
Homo sapiens merupakan nenek moyang dari manusia modern seperti kita. Mereka memiliki kaki panjang dan morfologi yang lebih sempurna. Mereka dianggap telah membuat pakaian, tempat berlindung dan persenjataan yang lebih baik juga merupakan pemburu yang terampil.
Homo sapiens adalah satu-satunya spesies yang masih ada dari genusn Homo. Sementara beberapa (punah) spesies Homo mungkin nenek moyang Homo sapiens, telah berspesifikasi jauh dari garis leluhur hominin.
Demikian mengenai jenis-jenis manusia purba yang tersebar di penjuru dunia, dari blog ini semoga mempermudah dalam belajar kamu.
Pengelompokan jenis super famili (keluarga) dalam Hominoidea, keluarga Hominidae menyimpang dari keluarga Hylobatidae (siamang) sekitar 15-20 juta tahun yang lalu. Kera besar Afrika (subfamili Homininae) menyimpang dari orangutan (Ponginae) sekitar 14 juta tahun yang lalu.
Hominini (manusia, Australopithecus dan genera bipedal yang punah lainnya, dan simpanse) berpisah dari suku Gorillini (gorila) antara 8–9 juta tahun yang lalu. Hominina (manusia dan leluhur berkaki dua) dan Panina (simpanse) terpisah 4-7 juta tahun yang lalu.
Penelitian tentang evolusi manusia melibatkan beberapa ilmu antara lain;
- antropologi fisik,
- primatologi,
- arkeologi,
- paleontologi,
- neurobiologi,
- etologi,
- linguistik,
- psikologi evolusioner,
- embriologi dan
- genetika.
Evolusi manusia dari pemisahan nenek moyang terakhir manusia dan simpanse dicirikan oleh sejumlah perubahan morfologis, perkembangan, fisiologis, dan sifat. Adaptasi yang paling signifikan yaitu bipedalisme (berjalan), peningkatan ukuran otak, perpanjangan ontogeni (kehamilan dan masa bayi) dan penurunan dimorfisme seksual.
Sejarah Evolusi Manusia Purba
Bipedalisme adalah sebuah pergerakan terestial dengan menggunakan dua kaki untuk berjalan. Manusia purba paling awal mampu berjalan yaitu Sahelanthropus atau Orrorin, yang keduanya muncul pertama kali sekitar 6 hingga 7 juta tahun yang lalu.Pada bipedal paling awal akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan masih kemudian menjadi genus Homo.
Manusia purba telah mampu berjalan dan berdiri untuk meraih makanan, menghemat energi selama penggerak, memungkinkan untuk berlari jarak jauh, berburu, memberikan bidang penglihatan yang lebih baik dan membantu menghindari hipertermia dengan mengurangi kondisi tubih di area terbuka.
Evolusi bipedalisme disertai dengan sejumlah besar perubahan kerangka, tidak hanya pada tungkai dan panggul, tetapi juga pada tulang belakang, pergelangan kaki dan struktur tengkorak kepala.
Bukti penelitian tentang manusia purba yang menjadi dasar catatan ilmiah evolusi manusia berasal dari banyak bidang ilmu pengetahuan alam. Sumber utama pengetahuan tentang proses evolusi secara yaitu catatan fosil, tetapi sejak perkembangan genetika dimulai pada tahun 1970-an, analisis DNA telah menempati tempat yang memiliki kepentingan yang sebanding.
Studi ilmu tentang ontogeni, filogeni dan terutama biologi perkembangan evolusioner baik vertebrata maupun invertebrata menawarkan wawasan yang luas tentang evolusi semua kehidupan, termasuk bagaimana manusia berevolusi. Studi paling spesifik tentang asal usul dan pola kehidupan manusia purba adalah antropologi terutama paleoantropologi yang berfokus tentang prasejarah manusia.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia
- Berikut jenis-jenis manusia purba yang diketahui;
- Sahelanthropus tchadensis
- Orrorin tugenensis
- Ardipithecus ramidus atau Ardipithecus kadabba
- Australopithecus anamensis
- Australopithecus afarensis
- Australopithecus bahrelghazali
- Kenyanthropus platyops
- Australopithecus africanus
- Australopithecus/Paranthropus aethiopicus
- Paranthropus boisei
- Paranthropus robustus
- Australopithecus garhi
- Australopithecus sediba
- Homo habilis
- Homo rudolfensis
- Homo naledi
- Homo ergaster
- Homo erectus
- Homo georgicus
- Homo antecessor
- Homo floresiensis
- Homo heidelbergensis
- Homo neanderthalensis
- Homo sapiens
Berikut uraian jenis-jenis manusia purba di dunia antara lain;
1. Sahelanthropus tchadensis
Spesimen manusia purba jenis Sahelanthropus tchadensis ditemukan di situs Toros-Menalla, di Gurun Djurab di Chad utara, oleh Michel Brunet dan rekannya. Sahel merupakan wilayah padang rumput kering di selatan gurun Sahara. Tengkorak itu dijuluki "Toumai" dalam bahasa Dazaga, yang berarti "harapan hidup."
Sementara filogeni S. tchadensis tidak diketahui, beberapa peneliti percaya bahwa itu dapat mewakili dari hominin basal, yaitu salah satu anggota paling awal dari manusia purba.
Seperti disebutkan, holotipe (fosil) dari individu tertentu yang ditugaskan dan digunakan untuk mendefinisikan karakteristik suatu spesies) ditemukan di situs gurun Toros Menalla. Kecuali fosil ditemukan di tempat lain, tidak mungkin untuk berspekulasi tentang sejauh mana jangkauan geografis spesies.
Ciri-ciri manusia purba Sahelanthropus tchadensis antara lain;
- Tengkorak S. tchadensis sangat kuat,
- Otak berukuran mirip dengan simpanse,
- Mampu berdiri tegak,
- Berjalan dengan kedua kaki,
- Bentuk wajah ortognatik dan rahangnya kuat.
2. Orrorin tugenensis
Jenis manusia purba Orrorin tugenensis ditemukan oleh Martin Pickford pada situs Lukeino di Bukit Tugen, Kenya. Penemuan fragmen fosil tersebut bertanggal sekitar 6 juta tahun lalu. Orrorin tugenensis disebut juga manusia purba dari perbukitan Tugen.
Hanya terdapat dua situs yang diketahui untuk spesies ini yaitu Aragai dan Kapsomin, keduanya berada di Perbukitan Tugen Kenya.
3. Ardipithecus ramidus dan Ardipithecus kadabba
Penemuan fosil manusia purba banyak ditemukan di Ethiopia, negara ini telah menghasilkan banyak spesies hominin dalam genera Ardipithecus dan Australopithecus.
Spesies Ardipithecus pertama yang ditemukan di daerah itu yaitu Ardipithecus ramidus (berusia sekitar 4,4 juta tahun) dan spesies kedua yang lebih tua adalah Ardipithecus Kadabba (berusia sekitar 5,8 juta tahun).
Ar. Kadabba ditemukan oleh Yohannes Haile-Selassie , dia percaya bahwa itu cukup mirip dengan Ar. ramidus bahwa ia memasukkannya dalam genus dan spesies yang sama, sehingga menjamin klasifikasi subspesies.
Pada awal 1990-an, penggalian fosil di situs Aramis di wilayah Awash Tengah pada Segitiga Afar di Ethiopia, lebih dari 50 individu telah ditemukan seperti kerangka Ardipithecus.
Ciri-ciri manusia purba jenis Ardipithecus ramidus dan Ardipithecus kadabba antara lain;
- Tengkorak Memiliki otak kecil,
- Tengkorak Lengan panjang,
- Tengkorak Bentuk jari-jari melengkung,
- Tengkorak Enamel molar tipis,
- Tengkorak Sendi bahu tinggi,
4. Australopithecus anamensis
Jenis manusia purba Australopithecus anamensis merupakan australopith paling awal yang diketahui. Kita belum mengetahui tentang spesies australopithecus karena kekurangan bahan fosil. Manusia purba ini ditemukan oleh Meave Leakey dan Alan Walker pemberian nama spesies mengacu pada daerah Danau Turkana di Kenya di mana lokasi fosil ditemukan.
Adapun ciri-ciri dari Australopithecus anamensis;
- Dimorfisme seksual tingkat tinggi,
- Rahang prognatik dengan gigi dan pipi mirip kera,
- Gigi molar yang melebar,
- Relief puncak gigi rendah, dan
- Memiliki enamel tebal.
5. Australopithecus afarensis
Jenis manusia purba Australopithecus afarensis disebut juga kera selatan dari Afar, adalah spesies terkenal karena spesimen "Lucy" yang dipelajari secara ekstensif oleh banyak ahli paleoanthropology. Nenek moyang yang paling logis untuk Au. afarensis adalah Au. anamensis. Kedua spesies tumpang tindih dalam waktu dan ruang geografis. Beberapa ahli paleoantropologi selalu percaya bahwa genus: Homo adalah keturunan Au. afarensis. Seiring waktu, yang lain telah mengubah skenario taksonomi dari Australopithecus africanus ke Australopithecus afarensis sebagai leluhur kita.Australopithecus afarensis mempunyai kapasitas tengkorak yang kecil. Rahang prognatik dengan susunan gigi berbentuk U dan gigi seri besar mirip kera. Semua Australopithecus memiliki karakterfisik yang mirip kera, masih dalam perdebatan mengenai kelompok ini.
6. Australopithecus bahrelghazali
Meskipun mungkin bahwa Australopithecus bahrelghazali adalah spesies yang berbeda, bahwa itu adalah macam golongan dari Au. afarensis. Jika demikian, kita dapat melihat seberapa jauh kerabat spesies, dari Tanzania dan barat ke Chad. Peneliti percaya bahwa kerabat Ethiopia dan Tanzania terlampau jauh dalam ruang dan waktu geografis untuk dianggap spesies yang sama dan / atau menggunakan holotipe dari Laetoli untuk populasi lainnya. Mandibula parsial yang ditemukan oleh Michel Brunet di Bahr el Ghazal berbeda dari Australopithecus afarensis hanya karena kurang prognatik.7. Kenyanthropus platyops
Jenis manusia purba Kenyanthropus platyops disebut juga manusia purba berwajah datar yang ditemukan oleh Meave Leakey di situs Turkana, Kenya. Manusia purba ini memiliki bentuk wajah yang primitif. Namun, hal ini menjadi perdebatan para ahli mengenai evolusi manusia.8. Australopithecus africanus
Jenis manusia purba Australopithecus africanus merupakan fosil hominin pertama yang ditemukan di Afrika. Pada tahun 1924, Raymond Dart mengidentifikasi wajah dan mandibular. Penemuan Eugène Dubois tentang fosil-fosil Homo erectus Jawa pada tahun 1891 membantah kepercayaan bahwa “kita menjadi pintar sebelum kita berdiri.” Australopithecus africanus berotak kecil menunjukkan bahwa hominin awal adalah kera bipedal yang bertentangan dengan manusia berkaki empat.Australopithecus africanus hanya ditemukan dari situs-situs di Afrika Selatan yang sebagian besar fosil berasal dari gua. Beberapa di antaranya ditemukan selama kegiatan penambangan dan peledakan. Gua-gua itu terbentuk dari aktivitas air dibawah tanah. Fosilisasi difasilitasi oleh air yang menetes pada tulang seperti halnya stalagmit. Lebih dari ribuan tahun, banyak gua dipenuhi dengan endapan mineral dan ketika permukaan tanah terkikis, endapan yang mendasarinya diekspos dan ditambang kemudian digali untuk menemukan fosil.
Mereka mempertahankan kondisi primitif dengan mempunyai lengan panjang dan tulang jari mereka agak melengkung. Namun, tangan mereka lebih mirip manusia dan mereka memiliki ibu jari untuk kemampuan mencubit dan mencengkeram.
Australopithecus africanus memiliki karakteristik panjat, seperti sendi bahu yang berorientasi ke atas, lengan panjang relatif terhadap kaki dan tulang tangan serta jari yang panjang dan melengkung. Namun, secara umum tangan mereka lebih mirip manusia.
9. Australopithecus atau Paranthropus aethiopicus
Manusia purba Australopithecus / Paranthropus aethiopicus hidup sekitar 2,7 juta tahun yang lalu sampai dengan 2,3 juta tahun yang lalu. Australopithecus aethiopicus merupakan yang paling primitif dari spesies kuat.
Pada tahun 1967, Australopithecus aethiopicus ditemukan oleh Yves Coppens dan Camille Arambourg di endapan Shungura di situs Omo, Ethiopia selatan. Pada saat itu, spesies tersebut ditambahkan ke dalam genus Australopithecus karena dianggap berasal dari Au. afarensis. Kemudian terdapat tiga spesies australopith di Afrika, sebagai upaya untuk menentukan hubungan filogenetiknya.
Ciri atau karakteristik jenis manusia purba Australopithecus aethiopicus yaitu;
- Memiliki otot pengunyahan yang sangat kuat, dibuktikan dengan lambang sagital di garis tengah tengkorak mereka di mana otot temporalis berasal,
- Mempunyai punggungan alis besar,
- Molar ketiga rahang atas konvergen.
10. Paranthropus boisei
Jenis manusia purba Paranthropus boisei hidup sekitar 2,5 juta juta tahun lalu. Manusia purba ini ditemukan oleh Mary dan Richard Leakey di Olduvai dan Peninj (Tanzania). Penemuan fosil lebih dari 100 individu telah ditemukan dalam 55 tahun terakhir. Seiring waktu, genus telah berubah dari Zinjanthropus ke Australopithecus menjadi Paranthropus, tetapi beberapa peneliti masih menggunakan genus: Australopithecus.Karakteristik Paranthropus boisei antara lain;
- Mempunyai karakteristik kraniofaciodental yang lebih kuat,
Lambang sagital ditempatkan lebih anterior, - Torus supraorbital besar,
- Geraham besar dan premolar,
- Mandibula lebih besar dan lebih berat, dan
- Wajah ortognatik.
11. Paranthropus robustus
Manusia purba Paranthropus robustus hidup pada 2,3 juta tahun lalu. Pada tahun 1938, Robert Broom menemukan struktur kerangka Paranthropus robustus pertama di situs Swartkrans, Afrika Selatan.Spesies ini hanya diketahui dari situs-situs Cradle of Humankind World Heritage Site di Afrika Selatan. Seperti yang disebutkan dalam pendahuluan, Robert Broom menemukan bahan pertama di Swartkrans dan spesimen berikutnya di situs Kromdraai. Karakteristik molar dari bahan yang lebih baru di situs Drimolen dianggap sebagai penengah antara fragmen Swartkrans dan Kromdraai, dan sebagian besar peneliti sekarang menganggap materi dari ketiga situs tersebut sebagai spesies: robustus.
12. Australopithecus garhi
Australopithecus garhi hidup sekitar 2,5 juta tahun lalu ditemukan oleh Tim White dan Berhane Asfaw. Pada tahun 1996, peneliti menemukam bagian tulang frontal dan parietal serta rahang atas yang terdapat gigi.Bahan-bahan struktur fragmen tulang ini dikaitkan dengan Australopithecus garhi. Sementara tulang tungkai di dekatnya tidak dapat dikaitkan, mereka telah digunakan oleh beberapa ahli paleoanthropologi untuk menggambarkan karakteristik spesies. Dengan demikian sangat sedikit bahan yang berguna untuk “menganalisis" spesies ini.
Sedimen yang mengandung fosil juga mengandung tulang dengan bekas luka dipermukaan (dengan menggunakan batuan yang dibentuk dan dimodifikasi) dan serpihan (potongan batu tajam), menunjukkan bahwa Au. garhi membantai sisa-sisa hewan dan mungkin membuat alat.
13. Australopithecus sediba
Manusia purba Australopithecus sediba ditemukan oleh Lee, Matthew Berger dan rekan-rekan yang hidup sekitar 2 juta tahun lalu.Secara umum, morfologi spesies australopithecus dengan karakteristik Homo, terdapat bukti yang mendukung klasifikasi sebagai spesies terpisah. Australopithecus sediba memiliki lengan yang relatif panjang dan sendi bahu yang tinggi untuk memanjat. Toraks pada bagian atas kepala berbentuk kerucut.
14. Homo habilis
Manusia purba homo habilis hidup sekitar 2,3 juta tahun yang lalu. Louis dan Mary Leakey menemukan bahan fosil pertama pada tahun 1960 di situs Olduvai Gorge, Tanzania. Louis telah meneliti alat-alat batu dari situs tsb selama bertahun-tahun. Penemuan fosil yang dikaitkan dengan Homo habilis juga telah ditemukan di Hadar (Ethiopia), Koobi Fora (Kenya) dan situs Afrika Selatan.Seperti mayoritas australopithecus, Homo habilis memiliki lengan memanjang, menunjukkan kebergantungan yang berkelanjutan pada lingkungan arboreal.
15. Homo rudolfensis
Manusia purba homo rudolfensis hidup pada 2,4 juta tahun yang lalu. Spesies Homo ini yang ditemukan sekarang dikenal sebagai Homo rudolfensis, karena ditemukan di situs Koobi Fora di sisi timur Danau Turkana, yang sebelumnya dikenal sebagai Danau Rudolf.Homo rudolfensis berasal dari situs Koobi Fora di mana Richard Leakey menemukan spesimen jenis KNM-ER 1470. Bahan-bahan juga telah diambil dan ditemukan di Chiwondo (Malawi), dan ada kemungkinan bahan di Ngarai Olduvai. Dengan demikian, spesies ini berkisar dari Kenya utara hingga Tanzania dan ke Malawi, di sepanjang jalur utara hingga selatan.
16. Homo naledi
Jenis manusia purba homo naledi ditemukan di Kamar Dinaledi, yang terletak di dalam sistem gua Rising Star di Cradle of Humankind World Heritage Site, Provinsi Gauteng, Afrika Selatan berupa sisa-sisa minimal 15 individu yang berjumlah 1.550 fosil.Ruangan itu 30 m di bawah tanah dan hanya dapat diakses melalui poros sempit dengan luas 12 m. Karakteristik atau ciri homo naledi antara lain;
- Kapasitas tengkorak yang rendah,
- Sendi bahu yang tinggi,
- Falang melengkung,
- Morfologi pinggul mirip australopithecus,
- Morfologi tulang tengkorak, rahang, gigi, tulang kaki yang sebagian besar mirip dengan Homo,
- Berat jenis kelamin sebagai berikut: laki-laki di 55,8 kg dan perempuan di 39,7 kg.
17. Homo ergaster
Jenis manusia purba homo ergaster diperkirakan telah berevolusi dari Homo habilis dan homo rudolfensis di Afrika Timur. Namun, mungkin Homo habilis mungkin yang pertama meninggalkan Afrika, setelah itu mungkin berevolusi menjadi bentuk pra-ergaster atau erectus yang kemudian pindah ke Afrika dan Asia.Homo ergaster hidup sekitar 1,8 juta tahun lalu ditemukan pertama kali struktur fosil oleh Richard Leakey dari situs East Lake Turkana di Koobi Fora (Kenya).
18. Homo erectus
Jenis manusia purba homo erectus disebut juga dengan manusia yang berdiri tegak. Penemuan fragmen tulang manusia purba ini di berbagai situs yaitu;- Jawa (Trinil, Modjokerto, Sangiran, Ngandong)
- Tiongkok (Zhoukoudian, Taiwan Yunxian, Hexian, dan Lantian)
- India (Narmada)
- Turki (Kocabas)
Pada tahun 1891, Eugène Dubois menemukan materi Homo erectus pertama kalinya di situs Trinil di pesisir Sungai Bengawan Solo. Situs Jawa terkenal lainnya adalah Sangiran, Ngandong dan Trinil.
Jawa adalah bagian dari Sundaland ketika terhubung ke daratan Asia. Homo erectus setelah mencapai Jawa dan mungkin daerah lain di Asia Tenggara, kemudian kelompok Homo erectus pindah menuju utara ke Cina.
Fosil China paling awal berasal dari 1 juta tahun lalu yang merupakan genus Sinanthropus (manusia Cina), materi tersebut kemudian dimasukkan dalam genus kita sendiri setelah Franz Weidenreich menunjuk pada kesamaan antara berbagai kumpulan fosil mirip erectus dan manusia modern lainnya yang telah punah.
Fosil pertama ditemukan di situs Zhoukoudian dekat Beijing (sebelumnya bernama Peking dan karenanya istilah, "Manusia Peking").
Situs Cina lainnya ditemukan daerah Lantian, Yunxian dan Hexian. Akhirnya, situs Narmada di India telah menjadi topik perdebatan sejak lama, tetapi sekarang telah diputuskan, setidaknya oleh sebagian komunitas paleoanthropologi, sebagai Homo erectus.
19. Homo georgicus
Jenis manusia purba homo georgicus hidup pada 1,8 juta tahun lalu. Dmanisi terletak di wilayah Kaukasus selatan Republik Georgia merupakan situs yang diketahui untuk spesies geografis Homo georgicus, dari tingkat erectus.Situs Leo Gabunia dan Vekua Abesalom adalah tempat pertama kali ditemukan materi fosil hominin pada tahun 1991 dan berlanjut hingga saat ini oleh David Lordkipanidze dan timnya telah menemukan gigi, tengkorak dan banyak sisa-sisa kerangka lainnya.
Kerangka parsial yang ditemukan pada tahun 2001 dianggap lebih primitif daripada bahan tingkat erectus lainnya.
20. Homo antecessor
Jenis manusia purba homo antecessor penemuan fosil hominin ini yang berasal lebih dari 1,2 juta tahun lalu di Pegunungan Atapuerca Spanyol, bahan fosil paling awal yang diketahui dari daerah itu tidak lebih dari 800.000 tahun lalu. Homo antecessor, atau "Pioneer Man," sebagai hominin pertama yang berkisar ke Eropa Barat.
Sejak penemuannya, para peneliti berargumen bahwa nenek moyang Homo antecessor berasal dari Homo ergaster yang mungkin telah melintasi Laut Mediterania dari Afrika Utara selama periode penurunan permukaan laut.
Spesies dari genus homo ini ditemukan oleh Eudald Carbonell, Juan Luis Arsuaga, dan J. M. Bermúdez de Castro di situs Gran Dolina di pegunungan Atapuerca di Spanyol.
21. Homo floresiensis
Jenis manusia purba homo floresiensis hidup sekitar 74.000 sampai 12.000 tahun lalu. Penemuan fragmen kerangka manusia ditemukan oleh Mike Morwood dan timnya di situs gua Liang Bua di pulau Flores, Indonesia.
Manusia purba ini bertubuh kerdil atau disebut juga hobbit dari pulau flores.
22. Homo heidelbergensis
Jenis manusia purba homo heidelbergensis hidup pada 600.000 tahun yang lalu. Bahan fosil dari usia berkisar 500 ribu sampai 200 ribu tahun lalu dari Afrika, Asia, Eropa lebih mirip manusia atau sapiens dan dimasukkan dalam genus spesies kita sendiri tetapi dibedakan sebagai Homo sapiens "kuno".
Homo heidelbergensis pertama kali ditemukan di situs Mauer daerah Heidelberg, Jerman.
23. Homo neanderthalensis
Jenis manusia purba homo neanderthalensis hidup pada 300.000 tahun yang lalu. Salah satu hominin purba yang paling terkenal adalah Homo neanderthalensis. Meskipun Homo neanderthalensis pada awalnya termasuk dalam genus dan spesies kita sendiri tetapi dibedakan berdasarkan status subspesies, yaitu Homo sapiens neanderthalensis.
Penemuan struktur fragmen tulang manusia dari homo neanderthalensis ditemukan di Lembah Neander dekat Dusseldorf, Jerman. Penamaan manusia purba ini disesuaikan dari tempat ditemukan.
Ketika zaman Pleistosen di Eropa menjadi lebih dingin, oleh karena itu para neandertal beradaptasi dengan kondisi yang lebih keras. Neanderthal dari Eropa Barat, memiliki tubuh kerdil dan beradaptasi dengan suhu dingin, dikenal sebagai neanderthal "Klasik".
24. Homo sapiens
Jenis manusia purba homo sapiens hidup sekitar 200.000 tahun yang lalu. Penemuan fragmen kerangka homo sapiens di berbagai belahan dunia yaitu- Situs Ngaloba (Tanzania)
- Situs Guomde (Kenya)
- Situs Omo Kibish dan Herto (Ethiopia)
- Situs Katanda (Kongo)
- Situs Skhul dan Jebel Qafzeh (Israel)
- Situs Ordos (Mongolia)
- Situs Cro Magnon (Prancis)
- Situs Mesa Verde (Chili)
Homo sapiens merupakan nenek moyang dari manusia modern seperti kita. Mereka memiliki kaki panjang dan morfologi yang lebih sempurna. Mereka dianggap telah membuat pakaian, tempat berlindung dan persenjataan yang lebih baik juga merupakan pemburu yang terampil.
Homo sapiens adalah satu-satunya spesies yang masih ada dari genusn Homo. Sementara beberapa (punah) spesies Homo mungkin nenek moyang Homo sapiens, telah berspesifikasi jauh dari garis leluhur hominin.
Demikian mengenai jenis-jenis manusia purba yang tersebar di penjuru dunia, dari blog ini semoga mempermudah dalam belajar kamu.